Sabtu, 12 April 2014

Manfaat Gerakan Sholat bagi Kesehatan

Sujud Bikin Cerdas
Shalat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan shalat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit!
Saat seorang hamba telah cukup syarat untuk mendirikan salat, sejak itulah ia mulai menelisik makna dan manfaatnya. Sebab salat diturunkan untuk menyempurnakan fasilitasNya bagi kehidupan manusia. Setelah sekian tahun menjalankan salat, sampai di mana pemahaman kita mengenainya?
TAKBIRATUL IHRAM
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
RUKUK
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
I’TIDAL
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: Ftidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
SUJUD
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir.
Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
DUDUK
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
SALAM
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar-dalam.
PACU KECERDASAN
Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa? Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yamg memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak.
Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.
Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.
PERINDAH POSTUR
Gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.
Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan.
Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
MUDAHKAN PERSALINAN
Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
PERBAIKI KESUBURAN
Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.
Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.
AWET MUDA
Pada dasarnya, seluruh gerakan salat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.
Gerakan terakhir, yaitu salam dan menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh besar pada keÃ,kencangan. kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Yang tak kalah pentingnya, gerakan ini menghindarkan wanita dari serangan migrain dan sakit kepala lainnya.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a’lam
NB: Agar shalat kita berfungsi seperti di atas tentunya terlebih dahulu kita harus memahami ilmu shalat dari mulai tatacara shalat, syarat, rukun, sunat, makruh,batal dan fadhilah shalat. Sungguh suatu hal yang mustahil sesuatu dapat kita raih bila dalam pelaksanaannya saja kita masih belum sesuai dengan apa yang seharusnya.


Arti Kata Iqra' (bacalah) dalam Surah Al–'Alaq


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 
Allah ta’ala berfirman di dalam Al Qur`an surat Al ‘Alaq ayat 1 sampai 5:

 

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5

Artinya: “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmu adalah Maha Pemurah. (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (alat tulis) (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Arti Kata Iqra'

Iqra’, biasa diterjemahkan dengan “bacalah”, merupakan kata pertama dari wahyu yang disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad saw adalah surat Al Alaq. Surat yang memerintahkan kepada nabi untuk IQRA atau membaca. Padahal kita ketahui bahwa saat itu Muhammad adalah seorang buta huruf, Ia tidak dapat membaca dan menulis sehingga disebut “umi”. Kala itu Muhammad sendiri bingung berapa kali Ia menyebutkan pada malaikat Jibril bahwa dirinya tidak dapat membaca. Tetapi malaikat Jibril meyakinkan Muhammad untuk terus membaca ( Iqra ). Melalui bimbingan malaikat Jibril nabi Muhammad akhirnya menerima wahyu Allah. Kata “IQRA” mengajarkan Nabi Muhammad untuk tidak sekedar membaca dan menyampaikan wahyu Allah melalui ayat Alqur’an tetapi membaca disini memiliki arti bahwa yang dibaca bukan hanya apa yang tertulis tetapi yang lebih utama adalah membaca apa yang terkandung di balik tulisan tersebut. keadaan lingkungannya, kaumnya dan apa yang terjadi disekitarnya. Nabi Muhammad selalu mencari solusi yang bijak untuk setiap permasalahan yang terjadi. Sehingga kita mengetahui dari sejarah bagaimana contoh keteladanan nabi Muhammad sepanjang hidupnya

Kita juga tidak menemukan penjelasan tentang apa obyek yang harus dibaca dari kata iqra’ ini, oleh sebab itu terdapat berbagai macam pendapat para ahli tafsir.
Kata iqra’ berasal dari kata qara’a, dalam kamus-kamus, kata ini memiliki arti yang bermacam-macam, diantaranya adalah membaca, menganalisa, mendalami, merenungkan,menyampaikan,meneliti dan lain sebagainya. Dengan demikian perintah iqra’ atau “bacalah” ini tidak mengharuskan adanya suatu tulisan yang bisa dibaca, juga tidak mengharuskan adanya suatu ucapan yang bisa diperdengarkan. Pengertian ini sesuai dengan arti kata qara’a itu sendiri yang pada awalnya memang mempunyai arti “menghimpun”.
Al Qur’an sering menggunakan kata qara’a dalam berbagai ayatnya. Terkadang hal itu menyangkut “bacaan” yang bersumber dari Tuhan atau kitab-kitab suci (misalnya :QS Al-Isra:45), namun kadang-kadang juga menyangkut “bacaan” yang bersumber dari manusia atau bukan dari Tuhan (misalnya :QS.Al- Isra:14). Dengan melihat bukti-bukti ini ditambah lagi dengan tidak adanya penjelasan tentang apa saja obyek yang menyertainya, maka bisa dipahami apabila kata iqra’ dianggap memiliki arti yang luas dan bersifat umum.

Saat ini, kita seringkali lupa, kebanyakan kita hanya bisa membaca apa yang tertulis tapi kurang bisa membaca apa yang tersirat dibalik tulisan tersebut. Kepekaan hati kita kadang kurang terasah sehingga kita mengabaikan ayat-ayat Allah yang ada di sekitar kita. Membaca tulisan melalui buku atau media cetak memang penting sebagai pegangan ilmu. Karena praktek tanpa ilmu tidak akan jadi amalan. Akan lebih baik bila kita pun mulai mengasah diri untuk lebih peka terhadap segala sesuatu di balik apa yang tertulis. Berlatih dengan melihat tanda-tanda kekuasaan Allah yang tersebar di muka bumi, berlatih mengasah kepekaan diri melalui sikap sosial terhadap kondisi kekurangan dan ketidaksempurnaan orang lain. Dan jangan lupa membaca kondisi diri kita sendiri sebelum kita membaca di luar diri kita.

Iqra’ adalah tuntunan pertama yang diberikan Allah swt kepada manusia, satu-satunya mahluk yang dianugerahiNya potensi keilmuan, potensi yang tidak dimiliki oleh malaikat sekalipun. Semakin tinggi “pembacaan”, semakin terbuka rahasia-rahasia alam dan semakin berkembang pula ilmu pengetahuan. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa iqra’ merupakan syarat utama guna membangun peradaban. Iqra ’bukan hanya ditujukan kepada Nabi Muhammad saw, tetapi juga untuk seluruh umat manusia sepanjang masa. Karena realisasi perintah iqra’ merupakan pintu gerbang menuju kepada kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.
Wallahu'alam

Makna Silaturahim dalam ISLAM

 
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Silaturahim berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata صِلَةٌ dan الرَّحِمُ . Kata صِلَةٌ adalah bentuk mashdar (gerund) dari kata وَصَلَ- يَصِلُ , yang berarti sampai, menyambung. Ar-Raghib Al-Asfahani berkata: “وَصَلَ – الْاِتِّصَالُ yaitu menyatunya beberapa hal, sebagian dengan yang lain.” (Al-Mufradat fi Gharibil Qur`an, hal. 525)



Makna Silaturahim

Adapun kata الرَّحِمُ, Ibnu Manzhur berkata: “الرَّحِمُ adalah hubungan kekerabatan, yang asalnya adalah tempat tumbuhnya janin di dalam perut.” (Lisanul ‘Arab)Jadi, silaturahim artinya adalah menyambung tali persaudaraan kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab.Silaturahim merupakan salah satu kewajiban bagi setiap pribadi Muslim. 

Dalam Al-quran, Allah menegaskan, 

وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

"Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (QS. An Nisaa : 1)."

Syariat Islam sungguh indah. Ia mengajarkan adab nan tinggi dan akhlak yang mulia. Menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, dan selalu berusaha menjaga keutuhan tali silaturahim.
Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasul menjawab,

تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ

“Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari no. 5983)

Abdullah bin ’Amr berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda


لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِى إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا 

”Seorang yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silahturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (HR. Bukhari no. 5991)
Makna Silaturahim dalam ISLAM

Abdurrahman ibnu ‘Auf berkata bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنا الرَّحْمنُ، وَأَنا خَلَقْتُ الرَّحِمَ، وَاشْتَقَقْتُ لَهَا مِنِ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بتَتُّهُ

“Allah ’azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya.” (HR. Ahmad 1/194, shahih lighoirihi).
Dari Abu Hurairah, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,

مَنِ اتَّقَى رَبَّهُ، وَوَصَلَ رَحِمَهُ، نُسّىءَ فِي أَجَلِه وَثَرَى مَالَهُ، وَأَحَبَّهُ أَهْلُهُ

“Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 58, hasan)

Abu Hurairah berkata, “Seorang pria mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, saya punya keluarga yang jika saya berusaha menyambung silaturrahmi dengan mereka, mereka berusaha memutuskannya, dan jika saya berbuat baik pada mereka, mereka balik berbuat jelek kepadaku, dan mereka bersikap acuh tak acuh padahal saya bermurah hati pada mereka”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kalau memang halnya seperti yang engkau katakan, (maka) seolah- olah engkau memberi mereka makan dengan bara api dan pertolongan Allah akan senantiasa mengiringimu selama keadaanmu seperti itu.” (HR. Muslim no. 2558)


“Sebarkanlah salam, sambunglah tali silaturahim, dan shalatlah ketika manusia tidur (tahajud) niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.”
Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga pemutus tali silaturahim.”


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberikan penjelasan yang sama sebagaimana dalam hadits dari Abu Ayyub Khalid bin Zaid Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu:


يَا رَسُولَ اللهِ، أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ. فَقَال النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَعْبُدُ اللهَ وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ

“Seseorang berkata: ‘Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku amalan yang akan memasukkan aku ke surga dan menjauhkanku dari neraka.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahim’.” (HR. Al-Bukhari Muslim)

Wallahu'lam


Semoga kutipan Makna Silaturahim dalam ISLAM ini dapat mendorong kita semua untuk menjalin silaturahim. Aamiin...

Kamis, 10 April 2014

Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil, Ni’mal Maula Wa Ni’man Nashir

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

حسبن الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير
Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil, Ni’mal Maula Wa Ni’man Nashir
“Cukuplah Allah menjadi Penolong bagi kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”




Setiap manusia di dunia ini tidak akan terlepas dari ujian dan cobaan dalam menjalani hidup ini. Ada tangis., tawa, sedih, bahagia, sakit, kekurangan. Semua itu adalah bentuk cobaan dan ujian yang Allah berikan agar manusia itu dapat mengambil hikmah karena hanya kepadaNYA kita berserah diri.  Kita jadi mengetahui bahwa kita adalah hamba yang lemah dan tidak memiliki daya atau upaya kecuali hanya dari Allah semata, maka bertawakallah hanya kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, serta kembali kepada-Nya karena Allah Maha Mampu dalam segala hal. Manusia hanya bisa berdo'a dan berusaha dalam menghadapinya.

Jika demikian halnya, maka kalimat hasbalah merupakan salah satu ucapan terbaik bagi yang senantiasa mengharapkan pertolongan-Nya. Kalimat hasbalah berbunyi Hasbunallah wa ni'mal wakil ni'mal maula wa ni'mal nashir (cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung).

Bacaan hasbalah itu pula yang diucapkan oleh Rasulullah Sallallhu 'alaihi Wasallam ketika sedang kesulitan akibat pengepungan selama beberapa minggu oleh pasukan Ahzab dalam perang Khandaq di Kota Madinah. Dengan bacaan tersebut, Rasulullah dan umat Islam pun keluar sebagai pemenang.


Al -Qur'an mengabadikan peristiwa tersebut dalam firman Allah:

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

"(Yaitu) orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan:"Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Hasbunallah Wani'mal-Wakîl", Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". (QS. Ali-Imran 3:173)


وَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَوْلَاكُمْ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ  (سورة الأنفال
 "Dan jika mereka berpaling, Maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah Sebaik-baik pelindung dan Sebaik-baik penolong." (QS. Al-Anfal: 40).
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آَمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
"Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)." (QS. Al-Baqarah: 257)
وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
"Ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir." (QS. Al-Baqarah: 286)

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ 

"Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." (QS. At-Taubah: 51)
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ

"Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atau segenap manusia, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong". (QS. Al-Hajj 22:78)


أَمِ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ فَاللَّهُ هُوَ الْوَلِيُّ وَهُوَ يُحْيِي الْمَوْتَى وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ 
"Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka Allah, Dialah pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang- orang yang mati, dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Asy-Syura: 9)

Hadits Rasulullah :
Syahdan, tatkala Nabi Ibrahim AS dilemparkan ke dalam lautan api oleh para pengikut Raja Namrud bin Kan'an, ia mengucapkan Hasbunallah wa ni'mal wakil , dan api pun tiba-tiba menjadi dingin. Ini diberitakan oleh Rasulullah Sallallhu 'alaihi Wasallam, ''Akhir kalimat yang diucapkan oleh Ibrahim ketika dicampakkan ke dalam api ialah hasbunallah wani'mal wakil. '' (HR Bukhari).
Sejarah telah memberitakan kekuatan hasbalah yang diucapkan oleh para nabi dan orang-orang saleh, ketika mereka menghadapi cobaan besar ataupun fitnah yang berat. Kekuatannya melebihi kekuatan apa pun di dunia ini, serta menegaskan semangat tauhid pada diri orang yang mengucapkan. Yaitu bahwa hanya kepada Allah sajalah ia berserah diri, dan bahwa semua makhluk di sisi-Nya adalah lemah.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِى تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا 
"Ya Allah, berilah jiwa ini ketakwaannya, bersihkanlah dia, Engkau adalah sebaik-baik yang membersihkannya. Engkaulah wali dan maula (pelindung)-nya." (HR. Muslim, no. 7081)

Makna Syahadat (ASYHADU AL LAILAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH)

Syahadat

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 


Syahadat (Bahasa Arabالشهادة asy-syahādah  merupakan asas dan dasar dari lima rukun Islam dan merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam

Syahadat berasal dari kata bahasa Arab yaitu syahida (شهد), yang artinya ia telah menyaksikan. Kalimat itu dalam syariat Islam adalah sebuah pernyataan kepercayaan dalam keesaan Tuhan (Allah) dan Nabi Muhammad sebagai RasulNya.
Makna Syahadat



Dua kalimat syahadat berbunyi:


أَشْهَدُ ألا إله الا الله و أشْهَدُ ان مُحَمدا رَسُوْل الله 

Kalimat syahadat adalah ucapan: “Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah.” artinya Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.

Syahadat sering disebut dengan Syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat (Dalam bahasa arab Syahadatain berarti 2 kalimat Syahadat). Kedua kalimat syahadat itu adalah:
  • Kalimat pertama :

    أَشْهَدُ ألا إله الا الله
Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah
artinya : Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah
  • Kalimat kedua :
و أشْهَدُ ان مُحَمدا رَسُوْل الله

Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah
artinya:,dan Muhammad adalah utusan Allah.

Makna syahadat
Syahadat tauhid yaitu
 : Menyaksikan yang satu (Esa) hanya Allah SWT.

Yang di saksikan yaitu ciptaanNya dengan adanya bumi langit beserta isinya. Termasuk diri kita semuanya itu merupakan tanda-tanda adanya sang pencipta yaitu Allah SWT.
Syahadat Rasul yaitu : Menyaksikan utusan Allah yaitu Nabi Muhammad SAW.
Yang disaksikan yaitu akhlaknya, perbuatannya yang diterapkan dan dilaksanakan perintahnya oleh kita, seperti : Shalat, puasa, zakat dan ibadah lainnya. semuanya itu merupakan tanda menyaksikan Nabi Muhammad SAW.


 Rukun Islam, yaitu:
1.    Mengucapkan 2 (dua) kalimah syahadat
2.    Menjalankan shalat lima waktu
3.    Melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan
4.    Mengeluarkan zakat
5.    Menunaikan ibadah haji (bagi yang mampu)



"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar" (QS. Al Hujurat (49) : 15)


"Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada Ilah kecuali Allah" (QS. Muhammad(47) : 19)

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap ummat (untuk menyerukan) : Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut itu....." (QS. An Nahl(16) : 36)

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" (QS. Al Ahzab(33) : 21)

Dengan demikian jelaslah bahwa persaksian dua kalimah syahadat itu membawa dampak yang sangat baik bagi seorang pribadi muslim. Seorang pribadi muslim akan selalu menyertakan Allah SWT dan Rasulnya di dalam setiap tindakannya dan selalu mengembalikan segala sesuatu yang terjadi hanya kepada kekuasaan Allah semata sehingga akan tercipta seorang pribadi muslim yang kuat lahir dan bathin.


Wallahua'lam

WAKTU dan pemanfaatannya dalam ajaran ISLAM


WAKTU
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

WAKTU















Dalam ajaran Islam, disampaikan bahwa ciri-ciri seorang Muslim yang diharapkan adalah pribadi yang menghargai waktu. Seorang Muslim tidak patut menunggu dimotivasi oleh orang lain untuk mengelola waktunya, sebab sudah merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Ajaran Islam menganggap pemahaman terhadap hakikat menghargai waktu sebagai salah satu indikasi keimanan dan bukti ketaqwaan, sebagaimana tersirat dalam Al-Qur’an yang berbunyi: “Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.” (Al-Furqan 25 : 62)

Sebagai seorang Muslim yang baik sudah sepantasnya kita menghargai waktu kita dan menggunakannya dengan baik pula, dalam Islam sendiri waktu diibaratkan sebagai sebuah pedang yang jika seseorang dapat menggunakannya maka ia akan selamat dan dapat mengambil manfaat dari pedang tersebut, akan tetapi jika ia tidak dapat menggunakannya dengan baik maka ia akan celaka atau bahkan terbunuh karena pedang tersebut. Waktu merupakan sebuah kesempatan penting yang tidak akan terulang.


Waktu adalah salah satu nikmat tertinggi yang diberikan Allah  SWT kepada Manusia. Sudah sepatutnya manusia memanfaatkannya seefektif dan seefisien mungkin untuk menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah SWT di bumi ini. Karena pentingnya manajemen waktu ini maka Allah SWT telah bersumpah pada permulaan berbagai surat dalam Al-Qur’an yang turun di mekkah dengan berbagai macam bagian dari waktu. Misalnya bersumpah: demi waktu malam, demi waktu siang, demi waktu fajar, demi waktu dhuha, dan demi masa.


Firman Allah :

          (2) وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ (1) وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّىٰ

“Demi malam apabila menutupi dan siang apabila terang benderang.” (Q.S. Al-Lail :1-2)





(3) وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ



“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang  beriman dan mengerjakan amal shaleh, dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran, dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Q S. Al-‘Ashr : 1-3).



فَالِقُ الْإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

"Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-An'am 6:96)


Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),



وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ



“Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu untuk menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (ni’mat Allah).” (QS Ibrahim [14] : 34)


Hadits Rasulullah


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa waktu luang merupakan salah satu di antara dua kenikmatan yang telah diberikan Allah Ta’ala kepada manusia. Tetapi sangat disayangkan, banyak di antara manusia yang melupakan hal ini dan terlena dengannya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,




نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ



“Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”. (Muttafaqun ‘alaih)



Waktu Laksana Pedang



Dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya Ibnul Qayyim disebutkan bahwa Imam Syafi’i pernah mendapatkan pelajaran dari orang sufi. Inti nasehat tersebut terdiri dari dua penggalan kalimat berikut:



الوقت كالسيف فإن قطعته وإلا قطعك، ونفسك إن لم تشغلها بالحق وإلا شغلتك بالباطل


“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.”




Jika kita tidak pandai menggunakan pedang, niscaya pedang tersebut akan menebas diri kita sendiri. Demikian juga waktu yang telah diberikan oleh Allah Ta’ala. Jika kita tidak mampu memanfaatkannya untuk berbuat ketaatan kepada-Nya, niscaya waktu akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri.



Wallahu'alamSemoga kita semakin sadar akan memanfaatkan waktu dalam kebaikan.

DO'A agar dimudahkan mendapatkan JODOH








1.Doa mendapatkan jodoh

“Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a’yuniw, waj’alna lil muttaqiena imaamaa.”

Artinya:
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami jodoh kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang2 yang bertakwa.” (QS 25:74)

2.Do’a agar dimudahkan dalam mendapatkan jodoh 

“ROBBI LAA TADZARNI FARDAN WA ANTA KHOIRUL WAARITSIN”.

Artinya:
“Ya Allah, janganlah engkau membiarkan aku hidup seorang diri, sesungguhnya Engkau pemberi waris yang paling baik”.

3. Doa bagi laki2 yang berharap jodoh 

“ROBBI HABLII MILLADUNKA ZAUJATAN THOYYIBAH AKHTUBUHA WA ATAZAWWAJ BIHA WATAKUNA SHOOHIBATAN LII FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIROH”.

Artinya:
“Ya Robb, berikanlah kepadaku istri yang terbaik dari sisi-Mu, istri yang aku lamar dan nikahi dan istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat”.

4. Doa bagi wanita yang berharap jodoh 

“ROBBI HABLII MILLADUNKA ZAUJAN THOYYIBAN WAYAKUUNA SHOOHIBAN LII FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIROH”.

Artinya:
“Ya Robb, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia & akhirat”.

5. ALLAAHUMMAFTAHLII HIKMATAKA WANSYUR ‘ALAYYA MIN KHOZAA INI ROHMATIKA YAA ARHAMAR-ROOHIMIIN”.

Artinya:
“Ya Allah bukakanlah bagiku hikmah-Mu dan limpahkanlah padaku keberkahan-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang”.

6. “ROBBI INNII LIMAA ANZALTA ILAYYA MIN KHOIRIN FAQIIR”.

Artinya:
Ya Robb, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”. (Q.S. 28 : 24)

7. “HASBUNALLOOH WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULA WANI’MAN NASHIIR”.

Artinya:
“Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung, Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong”. (Q.S. 3 : 173 & 8 : 40).

8. “ROBBANAA HABLANAA MIN AZWAAJINAA WADZURRIYYAATINAA QURROTA A’YUN WAJ ‘ALNAA LIL MUTTAQIINA IMAAMAA”.

Artinya:
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri2 kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang2 yang bertakwa”. (Q.S. 25 : 74)



KIAT MENANTI JODOH

Setiap orang pasti menginginkan berumah tangga, karena berumah tangga adalah merupakan upaya untuk mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan hati, sehingga berapa banyak orang merasa khawatir jika jodohnya belum kunjung datang.

Kiat-kiat dalam menanti jodoh

a. Percaya bahwa jodoh setiap orang sudah di takdirkan oleh Allah

b. Bersabar dalam menunggu jodoh dan berprasangka baik pada Allah

c. Berusaha mencarinya dengan cara berdoa pada Allah

Menikah adalah menjalankan sunnah Nabi, sesuai dengan fitrah manusia. Hikmah yang dapat diambil kalau sunnah Nabi ini dijalankan adalah munculnya ketentraman jiwa. Dengan pernikahan akan tumbuhlah kecintaan, kasih sayang, dan kesatuan antara pasangan suami isteri. Dengan pernikahan, keturunan umat manusia akan tetap berlangsung semakin banyak dan berkesinambungan.

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram bersamanya, dan dijadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian terdapat tanda-tanda (kekuasananNya) bagi kaum yang berfikir”. (QS. Ar-Ruum:30).

'Ya Allah, Engkaulah pengenggam hati dan jiwa kami, dan Engkau jugalah yang dapat membolak-balikkan hati dan kehidupan kami. Dan jodoh itu telah menjadi ketetapanMu atas kehidupan kami, maka berilah yang terbaik disisiMu, agar ia dapat menjadi penyempurna hidup kami, dalam beribadah kepadaMu.
Aamiin...

Arti TAQWA dalam Pandangan ISLAM


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 



Arti TAQWA

Taqwa
 / takwa ,yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja. Adapun arti lain dari taqwa adalah:
1. Melaksanakan segala perintah Allah
2. Menjauhkan diri dari segala yang dilarang Allah (haram)
3. Ridho (menerima dan ikhlas) dengan hukum-hukum dan ketentuan Allah
Imam an Nawawi rahimahullah berkata bahwa takwa adalah istilah tentang melaksanakan segala kewajiban dan meninggalkan segala larangan.
Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyebutkan bahwa takwa artinya melakukan perintah dan meninggalkan larangan.
Thuluq ibnu Habib rahimahullah berkata tentang takwa, “engkau melaksanakan ketaatan (melaksanakan perintah), di atas cahaya dari Allah (ilmu), dengan berharap pahala dari Allah. Dan engkau meninggalkan maksiat terhadap Allah, di atas cahaya Allah dari Allah, karena takut terhadap hukuman Allah.”
Imam Ali bin Abi Thalib radliyallah ‘anhu berkata, “takwa adalah al Khaufu minal Jalil (takut kepada Allah yang Mahaagung), al ‘Amal bil Tanziili (mengamalkan al Qur’an dan al Sunnah), al Ridla bil Qalil (ridla atas pembagian rizki yang sedikit), dan al isti’dad liyaum al Rahiil (mempersiapkan diri untuk perjalanan di akhriat).”

Taqwa berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang artinya memelihara. "memelihara diri dalam menjalani hidup sesuai tuntunan/petunjuk allah" Adapun dari asal bahasa arab quraish taqwa lebih dekat dengan kata waqa Waqa bermakna melindungi sesuatu, memelihara dan melindunginya dari berbagai hal yang membahayakan dan merugikan. Itulah maka, ketika seekor kuda melakukan langkahnya dengan sangat hati-hati, baik karena tidak adanya tapal kuda, atau karena adanya luka-luka atau adanya rasa sakit atau tanahnya yang sangat kasar, orang-orang Arab biasa mengatakan Waqal Farso Minul Hafa (Taj).
Dari kata waqa ini taqwa bisa di artikan berusaha memelihara dari ketentuan allah dan melindungi diri dari dosa/larangan allah. bisa juga diartikan berhati hati dalam menjalani hidup sesuai petunjuk allah.

Allah berfirman:
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
"Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (QS. Al-Baqarah: 197)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. Ali Imran: 102)


وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
"Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. Al-Thalaq: 2-3)

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
"Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS. Al-Thalaq: 4)


وَقِيلَ لِلَّذِينَ اتَّقَوْاْ مَاذَا أَنزَلَ رَبُّكُمْ قَالُواْ خَيْرًا لِّلَّذِينَ أَحْسَنُواْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَلَدَارُ الآخِرَةِ خَيْرٌ وَلَنِعْمَ دَارُ الْمُتَّقِينَ


Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “(Allah telah menurunkan) kebaikan”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa (QS An-Nahl 16:30)



Hadits Rasulullah :


عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ، "اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ"  - رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح

Rasulullah SAW bersabda: "Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada dan susullah kejahatan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya. Dan pergaulihah manusia dengan akhak terpuji.’ (HR. Turmudzi dan ia berkata, ‘Ini adalah hadits hasan’ dan di sebagian kitab disebutkan sebagai hadits hasan shahih).


Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa ada yang bertanya kepada Rasulullah,

 يا رَسُول اللَّهِ مَنْ أَكْرَمُ النَّاسِ؟ قَالَ: أَتْقَاهُمْ قَالُوْا: لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ. قَالَ: فَيُوْسُفُ نَبِيُّ اللَّهِ بْنِ نَبِيِّ اللَّهِ بْنِ نَبِيِّ اللَّهِ بْنِ خَلِيْلِ اللَّهِ قَالُوا: لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ. قَالَ: فَعَنْ مَعَادِنِ الْعَرَبِ تَسْأَلُوْنِي؟ خِيَارُهُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُهُمْ فِي الإسْلاَمِ إِذَا فَقِهُوْا
“Ya Rasulullah, siapakah orang paling mulia?” Beliau menjawab, “Orang yang paling bertaqwa di antara mereka.” Orang itu berkata lagi, ‘Bukan tentang ini kami bertanya.’ Beliau menjawab, ‘Yusuf bin Nabi Allah bin Nabi Allah bin Khalilullah.’ Mereka bertanya, ‘Bukan tentang ini kami bertanya.’ Beliau menjawab, ‘Apakah kalian bertanya tentang kantong-kantong daerah Arab? Sebaik-baik kalian di Jahiliyah adalah yang terbaik di dalam Islam jika mereka berilmu.” (Muttafaq Alaihi).


Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ الْفَمُ وَالْفَرْجُ - رواه الترمذي

Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang hal apakah yang paling banyak memasukkan orang ke dalam surga? Beliau menjawab, ‘Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.’ Lalu beliau ditanya tentang hal apakah yang paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka? Beliau menjawab, ‘Lisan dan kemaluan.’ (HR. Turmudzi)
عَنْ أَبِى طَرِيْفٍ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ الطَّا ئِىِّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ حَلَفَ عَلَى يَمِيْنٍ ثُمَّ رَأَى أَتْقَى لِلَّه  مِنْهَا فَلْيَأْتِ التِّقْوَى . رَوَاهُ مُسْلِمْ.
Dari Abu Tharif Adiy bin Hatim - رَضِىَ الله عَنْهُ -, katanya: Aku mendengar Rasulullah - صلّى الله عليه وسلّم - bersabda: “Barangsiapa bersumpah dengan sungguh-sungguh (untuk melakukan atau meninggalkan suatu perkara), kemudian dia melihat hal yang lebih taqwa bagi Allah, maka hendaknya dia mendatangi (hal yang) taqwa itu.” (HR Muslim)


اِتَّقُوْا اللَّهَ وَصَلُّوْا خَمْسَكُمْ، وَصُوْمُوْا شَهْرَكُمْ، وَأَدَّوْا زَكَاةَ أَمْوَالِكُمْ، وَأَطِيْعُوا أُمَرَاءَكُمْ، تَدْخُلُوْا جَنَّةَ رَبِّكُمْ
Bertaqwalah kalian kepada Allah, shalatlah yang lima waktu, puasalah di bulan kalian, tunaikan zakat harta kalian, dan taatilah pemimpin kalian, niscaya kalian akan memasuki surga Tuhan kalian.” (Tirmidzi di Kitab Shalat, hadits hasan shahih).


Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah berdoa,
اَلَّلهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan / iffah , dan kekayaan.” (Muslim).

Wallahu'alam
Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang bertaqwa. Aamiin...

KEISTIMEWAAN MEMBACA SHALAWAT NABI::



Simaklah baik-baik uraian berikut. Jika kita membaca catatan ini dengan penuh penghayatan, maka insyaAllah hati kita akan bergetar sedemikian rupa. Sehingga hati kita akan tergerak untuk selalu bershalawat atas Nabi Muhammad SAW. Terutama setelah mengetahui Doa Malaikat Israfil kepada Allah SWT untuk orang-orang yang senantiasa bershalawat kepada Beliau.
Rasulullah SAW bersabda : “Bahwa Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, Malaikat Israfil dan Malaikat Izrail berkata kepadaku :
» MALAIKAT JIBRIL BERKATA :
“Wahai Rasulullah, barangsiapa yang membaca shalawat kepada engkau pada tiap-tiap hari sebanyak 10 kali, maka akan aku bimbing tangannya dan akan aku bawa dia melintasi shirath (titian) seperti (kecepatan) kilat menyambar.”
» MALAIKAT MIKAIL BERKATA :
“Mereka yang bershalawat kepada engkau, maka akan aku beri mereka minum dari telagamu.”
» MALAIKAT ISRAFIL BERKATA :
“Mereka yang bershalawat kepada engkau, maka aku akan bersujud kepada Allah SWT dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah SWT mengampuni orang (yang bershalawat) itu.”
» MALAIKTA IZRAIL :
“Bagi mereka yang bershalawat kepada engkau, maka akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya cara seperti aku mencabut ruh para Nabi.”
Ada sedikit pertanyaan yang menggelayut dalam pikiran. Seberapa seringkah kita membaca shalawat kepada Rasulullah SAW? Padahal para Malaikat memberikan jaminan keselamatan bagi masing-masing orang yang senantiasa bershalawat kepada Rasulullah SAW? Atau seberapa seringkah kita mengingat Rasulullah SAW serta mencontoh apa yang telah diteladani Beliau? Tentu masing-masing dari kita sudah bisa menjawabnya. Karena hanya Allah dan kita sendirilah yang paling tahu.
Lalu seperti apakah bacaan Shalawat itu? Bacaan Shalawat Nabi sangat beragam. Dan berikut ini adalah salah satu yang umum diucapkan oleh kebanyakan kaum muslimin.
“Allahumma shalli wasallim ‘ala sayyidina Muhammad. Wa’ala ali sayyidina Muhammad.”
Dalam Al-Qur’an Allah SWT Berfirman :
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu sekalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab 56)
Rasulullah SAW juga bersabda :
“Bershalawatlah kamu kepadaku, karena shalawat itu menjadi zakat penenang jiwa serta (menjadi) pembersih dosa bagimu.” (H.R. Ibnu Murdawaih)
Dalam riwayat lain Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Janganlah engkau menjadikan rumah-rumahmu sebagai kubur dan menjadikan kuburku sebagai persidangan hari raya. Bershalawatlah kepadaku, karena shalawatmu (akan) sampai kepadaku dimanapun kamu berada (membaca).” (H.R. An-Nasai, Abu Dawud dan Ahmad)
Jelaslah sekarang betapa besarnya keistimewaan Shalawa Nabi. Dan betapa bermanfaatnya bagi orang-orang yang senantiasa meluangkan waktunya untuk bershalawat.
Semoga bermanfaat dan semoga setelah membaca uraian ini akan menggerakkan hati kita semua untuk selalu bershalawat kepada Rasulullah SAW dimanapun kita berada.
Wallahu a’lam.

 Shalawat kepada nabi

Copyright @ 2013 Islam is beautiful .