Minggu, 04 Mei 2014

[ KISAH SAHABAT NABI YANG JENAZAHNYA DI MANDIKAN MALAIKAT ]



Hanzhalah bin Abu Amir adalah anak pemimpin suku Aus yang terbilang kaya di Yastrib (Madinah) pada masa menjelang hijrahnya Nabi Muhammad ke sana. Ayahnya, Abu Amir bin Shaify, orang yang sangat benci kepada Islam. Pada zaman jahiliyah, dia mendapat julukan Abu Amir Sang Pendeta, tetapi julukan itu berbalik menjadi Abu Amir lelaki Fasik ketika Yastrib sudah dikuasai oleh kaum muslim.

Pernah dengan angkuh Abu Amir berkata, “Jika aku menyeru kaumku yang sudah masuk Islam, mereka pasti akan mengikutiku dan bergabung dengan kaum Quraisy.”

Tapi baru saja mulutnya menyebutkan nama dirinya, “Wahai bani Aus, aku Abu Amir..”, orang-orang Aus yang muslim menimpali, “Wahai lelaki fasik, Allah tidak akan memberkatimu!” Mereka mengucapkan kalimat itu sambil melancarkan serangan yang menyebabkan Abu Amir melarikan diri. Nah, di antara penyerang itu, adalah anaknya sendiri, Hanzhalah.

Hanzhalah, yang telah masuk Islam, akhirnya menikah dengan Jamilah binti Abdullah bin Ubay bin Salul, anak sahabat bapaknya. Mertuanya itu dikenal sebagai tokoh munafik, menyembunyikan kekafiran dan menampakkan keimanan. Dia berpura-pura membela Nabi Muhammad dalam Perang Uhud; namun ketika rombongan pasukan muslim bergerak ke medan laga, ia menarik diri bersama orang-orangnya, kembali ke Madinah.

Pagi harinya, ketika mendengar seruan untuk berjihad, Hanzhalah mengambil pedang dan baju perangnya, langsung bergabung dengan induk pasukan muslim dan pergi berperang. Dalam peperangan itu, dia berhasil mendekati Abu Sufyan ketika teman-temannya justru melarikan diri ketakutan. Abu Sufyan, dalam duel satu lawan satu, terjatuh dari kudanya. Wajahnya pucat, ketakutan.

Pedang Hanzhalah yang berkilauan siap merobek lehernya. Dalam hitungan detik, nyawanya akan melayang. Tapi, dalam suasana genting itu, Abu Sufyan berteriak minta tolong, “Hai orang-orang Quraisy, tolong aku.”

Lantas orang-orang Quraisy di sekitarnya tanpa ampun mengayunkan pedangnya kepada Hanzhalah, dari kiri, kanan, dan belakang, sehingga Hanzhalah tersungkur. Dalam kondisi yang sudah parah, darah mengalir begitu deras dari tubuhnya, ia masih dihujani dengan lemparan tombak dari berbagai penjuru. Dan akhirnya…anak muda ini gugur sebagai syuhada.

Abu Sufyan, si pengecut itu, pun selamat dari tajamnya pedang Hanzhalah.

Seusai peperangan, Abu Amir dan Abu Sufyan mengitari medan laga dan mencari data sahabat-sahabat Nabi yang gugur. Biasanya mereka akan melampiaskan dendamnya dengan mencincang mayat-mayat musuhnya. Mereka menemukan jasad Kharijah bin Abu Suhair dari suku Khazraj, pemimpin Bani Kahzraj; Abbas bin Ubadah bin Fadhlah; Dzakwan bin Abu Qais, bangsawan Yastrib; dan tentu saja Hanzhalah.

“Anakku, kenapa kamu tidak mau mengikuti perintahku untuk tidak ikut berperang?” keluh Abu Amir dengan nada kesedihan. “Andaikan menaati perintahku, kamu akan hidup terhormat bersama kaum Aus.”

Kepada orang-orang Quraisy dia menyeru agar tidak mencincang jasad anaknya. Tapi dia sendiri mencincang bangkai orang lain.

Nabi Muhammad, yang diberi tahu hal itu, kemudian mendoakan, melihat ke langit, dan berkata kepada para sahabat, “Aku melihat, malaikat-malaikat sedang memandikan Hanzhalah bin Abu Amir di antara langit dan bumi dengan menggunakan air Muzn (mendung) yang diambil dari bejana perak.”

Kemudian beliau mengutus salah seorang sahabat untuk mengabarkan hal itu kepada istri Hanzhalah dan menanyakan apa yang dikerjakan suaminya sebelum pergi ke medan perang.

“Ketika mendengar panggilan perang, Hanzhalah dalam keadaan junub dan belum sempat mandi…,” kata Jamilah.

Beruntunglah Hanzhalah, syuhada yang telah dimandikan oleh para malaikat. Dia memperoleh kedudukan yang tinggi di haribaan Allah SWT. Itulah sebaik-baik tempat yang tidak semua orang mampu meraihnya.

Nabi Bersabda, “Allah SWT berfirman: Tiada balasan bagi hamba-Ku yang berserah diri saat Aku mengambil sesuatu yang dikasihinya di dunia, melainkan surga.” (HR Bukhari)

Sumber : abughifari dot wordpress dot com/

Di dukung oleh :
http://jualobatpelangsing.net/

Minggu, 27 April 2014

BEBERAPA DZIKIR YANG SANGAT BAIK UNTUK KITA AMALKAN


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jabir Radliyallahu 'Anhu berkata : Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Seutama-utama dzikir ialah Laa Ilaaha Illallah. (HR At Tirmidzi, An Nasa'i, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Kalimat yang sangat disukai Allah ada empat : Subhanallah, Wal hamdu Lillah, Walaa Ilaaha Illallah, Wallahu Akbar. Dan tidak apa anda akan memulai dengan yang mana yang anda sukai. (HR Ahmad, Muslim)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Biasakanlah oleh kalian membaca : Subhanallah, Wal hamdu Lillah, Walaa Ilaaha Illallah, Wallahu Akbar. Karena semua itu dapat menghapuskan dosa sebagaimana jatuhnya daun dari pohonnya. (HR Ibnu Majah)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Perbanyaklah kalian membaca : Laa Haula Walaa Quwwata Illaa Billah (Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah), maka sesungguhnya kalimat itu bagian dari perbendaharaan surga. (HR Ibnu Ady)

Ali Radliyallahu 'Anhu berkata : Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Sukakah aku ajarkan padamu beberapa kalimat, bila Anda membacanya sedang dosa Anda sebanyak semut, maka pasti Allah akan mengampunkannya padamu. Yaitu : Laa Ilaaha Illallahul 'Aliyyil 'Adziim.  Laa Ilaaha Illallahul Haliimul Kariim.  Laa Ilaaha Illallahu Subhanallah Rabbis Samaawaatis Sab'i Wa Rabbil 'Arsyil 'Adziim. Alhamdulillahi Rabbil 'Aalamiin. (HR. At Tirmidzi)

Abu Hurairah Radliyallahu 'Anhu berkata : Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Barang siapa yang membaca : Laa Ilaaha Illallah Wahdahu Laa Syarika Lahul Mulku Walahul Hamdu Wahuwa 'Alaa Kulli Syai'in Qadiir (Tiada Tuhan kecuali Allah Yang Esa dan tiada bersekutu, bagi-Nya semua kerajaan dan milik dan bagiNya pula segala puji dan Dia atas segala sesuatu maha kuasa) tiap hari 100 kali, maka ia menyamai memerderkakan sepuluh budak sahaya, dan dicatat untuknya 100 kebaikan dan dihapus daripadanya 100 dosa, dan terjaga dari syaithan pada hari itu hingga sore, dan tiada seorang yang lebih utama daripadanya kecuali yang membaca lebih dari dia atau beramal lebih banyak dari dia. (HR Bukhari Muslim)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Siapa yang membaca pada pagi hari : Laa Ilaaha Illallahul Malikul Haqqul Mubiin 100 kali, maka akan merupakan jaminan aman dari kemiskinan dan akan menjadi kesenangan dalam kubur dan terbuka baginya pintu-pintu surga. (HR Al Khatib, Abu Na'im dan Ibnu Abdul Bar)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Tiap penyakit ada obatnya dan obat dari dosa ialah membaca istighfar. (HR Muslim)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Siapa yang banyak membaca istighfar, maka Allah akan menjadikan untuknya kelapangan dari segala risau dan jalan keluar dari segala kesempitan dan Allah akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. (HR Ahmad dan Al Hakim)

Dan masih banyak beberapa dzikir lain yang sangat baik untuk kita amalkan namun tidak bisa saya tulis disini semuanya.

Semoga dengan status di atas kita menjadi manusia yang lebih banyak membaca dzikir daripada sebelum-sebelumnya dan semoga kita selalu mendapatkan ridha dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Sumber : Irsyadul 'Ibad Ilaa Sabilir Rasyad karya Syeikh Zainuddin Al Malibari

Di dukung oleh :
http://carmorena.com/

Selasa, 22 April 2014

Rahasia di Balik Sakit



Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan dan ujian merupakan sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak disukainya atau bisa pula pada perkara yang menyenangkannya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS. al-Anbiyaa’: 35). Sahabat Ibnu ‘Abbas -yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir al-Qur’an- menafsirkan ayat ini: “Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan.” (Tafsir Ibnu Jarir). Dari ayat ini, kita tahu bahwa berbagai macam penyakit juga merupakan bagian dari cobaan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun di balik cobaan ini, terdapat berbagai rahasia/hikmah yang tidak dapat di nalar oleh akal manusia.

Sakit menjadi kebaikan bagi seorang muslim jika dia bersabar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim)
Sakit akan menghapuskan dosa
Ketahuilah wahai saudaraku, penyakit merupakan sebab pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang pernah engkau lakukan dengan hati, pendengaran, penglihatan, lisan dan dengan seluruh anggota tubuhmu. Terkadang penyakit itu juga merupakan hukuman dari dosa yang pernah dilakukan. Sebagaimana firman Allah ta’ala, “Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. asy-Syuura: 30). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR. Muslim)
Sakit akan Membawa Keselamatan dari api neraka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,” Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan mengahapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi. (HR. Muslim)
Oleh karena itu, tidak boleh bagi seorang mukmin mencaci maki penyakit yang dideritanya, menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka pada Allah dengan musibah sakit yang dideritanya. Bergembiralah wahai saudaraku, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka.” (HR. Al Bazzar, shohih)
Sakit akan mengingatkan hamba atas kelalaiannya
Wahai saudaraku, sesungguhnya di balik penyakit dan musibah akan mengembalikan seorang hamba yang tadinya jauh dari mengingat Allah agar kembali kepada-Nya. Biasanya seseorang yang dalam keadaan sehat wal ‘afiat suka tenggelam dalam perbuatan maksiat dan mengikuti hawa nafsunya, dia sibuk dengan urusan dunia dan melalaikan Rabb-nya. Oleh karena itu, jika Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah, dia baru merasakan kelemahan, kehinaan, dan ketidakmampuan di hadapan Rabb-Nya. Dia menjadi ingat atas kelalaiannya selama ini, sehingga ia kembali pada Allah dengan penyesalan dan kepasrahan diri. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. al-An’am: 42) yaitu supaya mereka mau tunduk kepada-Ku, memurnikan ibadah kepada-Ku, dan hanya mencintai-Ku, bukan mencintai selain-Ku, dengan cara taat dan pasrah kepada-Ku. (Tafsir Ibnu Jarir)
Terdapat hikmah yang banyak di balik berbagai musibah
Wahai saudaraku, ketahuilah di balik cobaan berupa penyakit dan berbagai kesulitan lainnya, sesungguhnya di balik itu semua terdapat hikmah yang sangat banyak. Maka perhatikanlah saudaraku nasehat Ibnul Qoyyim rahimahullah berikut ini: “Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah (yang dapat kita gali, -ed). Namun akal kita sangatlah terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia di bawah sinar matahari.” (Lihat Do’a dan Wirid, Yazid bin Abdul Qodir Jawas)
Ingatlah saudaraku, cobaan dan penyakit merupakan tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan.” (HR. Tirmidzi, shohih). Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami keyakinan dan kesabaran yang akan meringankan segala musibah dunia ini. Amin.
***
Penulis: Abu Hasan Putra
Artikel www.muslim.or.id

Kamis, 17 April 2014

BACAAN AGAR KITA SELAMAT DARI SIKSA


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Abu Said Al Khudri dan Abu Hurairah keduanya berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Siapa yang membaca : Laa Ilaaha Ilallah Wallahu Akbar, maka Allah berfirman : Tiada Tuhan kecuali Aku dan Aku yang terbesar.
Dan jika membaca : Laa Ilaaha Ilallah Wahdahu Laa Syarika Lahu, maka Allah berfirman : Tida Tuhan kecuali Aku sendiri dan tiada sekutu bagi-Ku. Dan bila membaca : Laa Ilaaha Ilallah Lahul Mulku Walahul Hamdu, maka Allah berfirman : Tiada Tuhan kecuali Aku, milik-Ku segala kerajaan dan hak-Ku segala puji-pujian.
Dan bila membaca : Laa Ilaaha Ilallah Walaa Haula Walaa Quwwata Illa Billah, maka Allah menjawab : Tiada Tuhan kecuali Aku, dan tiada daya dan kekuatan kecuali atas izin-Ku.
Siapa yang membaca kalimat tersebut ketika sakit kemudian dia mati, maka tidak akan dimakan api neraka.
(HR. At Tirmidzi, An Nasa'i, Ibnu Majah, Ibn Hibban dan Al Hakim)

Sa'ad bin Abi Waqash Radliyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Tiap2 orang muslim yang membaca Laa Ilaaha Illa Anta Subhanaka Innii Kuntu Minadh Dhalimiin 40 kali di waktu sakit lalu mati dalam sakit itu, maka akan diberi pahala seperti orang mati syahid. Dan bila ia sembuh maka ia sembuh sedang dosa2nya telah diampuni.
(HR. Al Hakim)

At Thabrani meriwayatkan sebuah hadist yang berbunyi :
Barang siapa yang membaca surat Al Ikhlas 100 kali di waktu sakit dan kemudian dia meninggal dalam sakit itu, maka tidak akan di uji dalam kubur dan aman dari tekanan kubur. Bahkan akan diangkat oleh malaikat diatas sayapnya pada hari kiamat sehingga dibawa menyeberang di atas shirat menuju ke surga.

Semoga status di atas dapat menambah pengetahuan ilmu agama kita sehingga kita menjadi manusia yang lebih baik di masa depan. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Sumber : Irsyadul 'Ibad Ilaa Sabilir Rasyad

KEUTAMAAN YANG SANGAT BESAR DARI MEMELIHARA ANAK YATIM



Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ibnu Majah meriwayatkan : Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Siapa yang mengasuh tiga anak yatim, maka bagaikan orang yang bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar tiap pagi dan sore hari menghunus pedangnya untuk jihad fisabilillah. Dan kelak disurga bersamaku bagaikan saudara, sebagaimana jari ini bersaudara yaitu jari telunjuk dan jari tengah.

At Tirmidzi meriwayatkan : Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Siapa yang memelihara anak yatim di tengah kaum muslimin untuk memberi makan dan minum, maka pasti Allah akan memasukkannya kedalam surga kecuali jika ia telah berbuat dosa yang tidak dapat diampuni. Dilain riawayat ada tambahan : sampai ia dapat berusaha mencari makan sendiri, maka pasti ia masuk surga.

Ibnu Majah meriwayatkan : Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Sebaik2 rumah kaum muslimin ialah rumah yang ada anak yatim diasuh dengan baik dan sejahat-jahat rumah kaum muslimin yaitu rumah yang ada anak yatim yang selalu diganggu dan disakiti hatinya.

Hamzah bin Yusuf dan Ibnu An Najjar meriwayatkan : Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Bahwasanya di surga ada gedung yang bernama Baitul Farah, tidak dapat memasukinya kecuali orang yang telah menggembirakan anak-anak yatim dari kaum muslimin.

Imam Ahmad meriwayatkan : Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Siapa yang mengusap kepala anak yatim benar-benar karena rasa sayang dan karena Allah, maka Allah akan memberinya pada tiap rambut yang di usap oleh tangannya beberapa kebaikan.

Semoga status di atas dapat menambah pengetahuan ilmu agama kita dan semoga dengan status di atas pula kita makin mencintai dan mengasihi anak2 yatim. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Sumber : Irsyadul 'Ibad Ilaa Sabilir Rasyad

Minggu, 13 April 2014

PAHALA YANG TAK TERDUGA UNTUK ANDA YANG SUKA BERSEDEKAH


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sahabat Anas berkata : Rasulullah bersabda :
Bersedekahlah kamu, karena sedekah itu sebagai penebusmu dari api neraka (HR At Thabrani)

Ady bin Hatim Radliyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah bersabda :
Jagalah dirimu dari api neraka dengan sedekah walaupun dari sebiji kurma (HR. Bukhari, Muslim)

Abu Hurairah Radliyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah bersabda :
Sedekah itu dapat menolak mati dalam keadaan yang tidak baik (Su'ul khatimah) (HR. Al Qadha'i)

Uqbah bin Amir Radliyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah bersabda :
Sedekah itu dapat menghindarkan pelaku sedekah dari panasnya kubur, dan seorang pada hari kiamat dapat bernaung di bawah naungan sedekahnya (HR. At Thabrani)

Abu Hurairah Radliyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah bersabda :
Siapa yang memberi makan kepada saudara sesama muslim maka Allah akan mengharamkannya dari api neraka (HR. Al Baihaqi)

Ibnu Umar Radliyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah bersabda :
Siapa yang memberi makan roti pada saudaranya sesama muslim hngga kenyang, lalu memberinya minum hinga puas, maka Allah akan menjauhkannya dari api neraka sejauh tujuh parit yang tiap paritnya itu sama dengan tujuh ratus tahun. Dan dilain riwayat, antara tiap dua parit perjalanan lima ratus tahun (HR. An Nasa'i, Al Hakim)

Ibnu Abbas Radliyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah bersabda :
Siapa yang memberi baju pada seorang muslim, maka ia di bawah lindungan Allah selama baju itu masih dipakai meskipun sudah sobek (HR. An Nasa'i)

Abu Sa'id Al Khudri Radliyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah bersabda :
Tiap-tiap orang mukmin yang memberi makan pada orang yang lapar, maka Allah akan memberinya makan dari buah-buah surga pada hari kiamat. Dan tiap2 orang mukmin yang memberi minum pada orang yang haus, maka Allah akan memberinya minum dari arrahiqil makhtum di hari kiamat. Dan tiap2 mukmin yang memberi pakaian pada mukmin yang telanjang, maka Allah akan memberinya pakaian dan perhiasan surga di hari kiamat (HR Abu Dawud, At Tirmidzi)

Semoga kita semua bisa mengambil manfaat dari status di atas dan menjadi orang yang suka bersedakah setelah membaca status ini. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Sumber : Irsyadul 'Ibad Ilaa Sabilir Rasyad

Di dukung oleh :
http://gamingholic.com/

Doa di Sepertiga Malam Terakhir



Di antara doa yang mustajab (mudah diijabahi atau dikabulkan) adalah doa di sepertiga malam terakhir. Namun kita sering melalaikan hal ini karena waktu malam kita biasa diisi dengan tidur lelap. Cobalah kita bertekad kuat untuk mendapatkan waktu tersebut. Malamnya kita isi dengan shalat tahajjud dan memperbanyak do’a pada Allah atas setiap hajat kita.

Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

“Di malam hari terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah berkaitan dengan dunia dan akhiratnya bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberikan apa yang ia minta. Hal ini berlaku setiap malamnya.” (HR. Muslim no. 757)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَتَنَزَّلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ ، مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni’.” (HR. Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758). Muhammad bin Isma’il Al Bukhari membawakan hadits ini dalam Bab ‘Doa pada separuh malam’. Imam Nawawi menyebutkan judul dalam Shahih Muslim Bab ‘Dorongan untuk berdoa dan berdzikir di akhir malam dan terijabahnya doa saat itu’.

Ibnu Hajar menjelaskan, “Bab yang dibawakan oleh Al Bukhari menerangkan mengenai keutamaan berdoa pada waktu tersebut hingga terbit fajar Shubuh dibanding waktu lainnya.” (Fathul Bari, 11/129)

Ibnu Baththol berkata, “Waktu tersebut adalah waktu yang mulia dan terdapat dorongan beramal di waktu tersebut. Allah Ta’ala mengkhususkan waktu itu dengan nuzul-Nya (turunnya Allah). Allah pun memberikan keistimewaan pada waktu tersebut dengan diijabahinya doa dan diberi setiap yang diminta.” (Syarh Al Bukhari, 19/118)

Ada suatu pelajaran menarik dari Imam Al Bukhari. Beliau membawakan Bab dengan judul “Doa pada separuh malam”. Padahal hadits yang beliau bawakan setelah itu berkenaan dengan doa ketika sepertiga malam terakhir. Mengapa bisa demikian?

Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan bahwa Al Bukhari mengambil judul Bab tersebut dari firman Allah,

قُمِ اللَّيْلَ إِلاَّ قَلِيلاً نِصْفَهُ أَوِ انقُصْ مِنْهُ قَلِيلاً

“Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.” (QS. Al Muzzamil: 2-3). Judul bab tersebut diambil oleh Al Bukhari dari ayat Al Qur’an di atas. Dalam hadits sendiri menunjukkan bahwa waktu terijabahnya doa adalah pada sepertiga malam terakhir. Ini menunjukkan bahwa hendaknya seorang muslim benar-benar memperhatikan waktu tersebut dengan ia bersiap-siap sebelum masuk sepertiga malam terakhir yang awal. Hendaklah setiap hamba bersiap diri dengan kembali pada Allah kala itu agar mendapatkan sebab ijabahnya doa. Setiap muslim hendaklah memperhatikan waktunya di malam dan siang hari dengan doa dan ibadah kepada Allah Ta’ala. (Syarh Al Bukhari, 19/119)

Catatan:

Waktu malam dihitung dari tenggelamnya matahari (waktu Maghrib) hingga terbit fajar Shubuh. Jika waktu Maghrib kira-kira pukul 18.00 dan waktu Shubuh pukul 04.00, berarti waktu malam ada sekitar 10 jam. Pertengahan malam berarti jam 11 malam. Sedangkan sepertiga malam terakhir dimulai kira-kira jam 1 dinihari.

Moga Allah mudahkan waktu kita di malam hari diisi dengan shalat tahajjud ikhlas karena-Nya dan semoga Allah memperkenankan setiap doa-doa kita.

Wallahu waliyyut taufiq.
________
Referensi:

Fathul Bari Syarh Shahih Al Bukhari, Ibnu Hajar Al ‘Asqolani, terbitan Darul Ma’rifah, Beirut, 1379.

Shahih Al Bukhari, Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah Al Bukhari, Mawqi’ Wizaroh Al Awqof Al Mishriyyah.

Shahih Muslim, Muslim bin Al Hajjaj Abul Husain Al Qusyairi An Naisaburi, Tahqiq: Muhammad Fuad ‘Abdul Baqi, terbitan Dar Ihya’ At Turots Al ‘Arobi.

Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, Asy Syamilah.

http://rumah-batikku.com/

PAHALA BESAR BAGI YANG MENJENGUK ORANG SAKIT

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sesungguhnya orang yang menjenguk orang sakit itu akan dinaungi oleh Allah dengan tujuh puluh ribu malaikat (HR At Thabrani_

Rasulullah bersabda :
Tiga macam yang ketiganya merupakan kewajiban bagi setiap muslim yaitu : menjenguk orang sakit, menghadiri jenazah (orang meninggal) dan mendoakan orang yang bersin yang membaca Alhamdulillah (HR Bukhari)

Rasulullah juga bersabda :
Jika seorang menjenguk saudara sesama muslim di waktu pagi, maka akan di doakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga sore. Dan jika menjenguk di waktu sore maka akan di doakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga pagi (HR. Ahmad)

Semoga status di atas dapat menambah pengetahuan ilmu agama kita khususnya saya yang masih miskin ilmu ini. Dan semoga status di atas dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Sumber : Irsyadul 'Ibad Ilaa Sabilir Rasyad

Di dukung oleh :
http://www.kerudungbandung.com/

[ SEPULUH SURAT AL QUR'AN YANG DAPAT MENOLAK SEPULUH MACAM BENCANA ]

Nabi SAW bersabda : Sepuluh surat dapat menolak sepuluh macam bencana, yaitu :
1. Surat Al-Fatihah menolak murka Allah
2. Surat Yaa Siin menolak dahaga pada hari kiamat
3. Surat Ad-Dukhan akan mencegah ketakutan di hari kiamat
4. Surat Al-Waqi’ah akan mencegah kefakiran
5. Surat Al-Mulk akan mencegah siksa kubur
6. Surat Al-Kautsar akan menolak permusuhan
7. Surat Al-Kafirun menolak datangnya kekafiran ketika dicabutnya nyawa
8. Surat Al-Ikhlas menolak kemunafikan
9. Surat Al-Falaq akan mencegah kejahatan dengki dari orang yang dengki
10. Surat An-Naas akan menolak was-was

Semoga status di atas dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Sumber : Nashaihul 'Ibad Karya Syeikh Nawawi Al Bantani


Sabtu, 12 April 2014

Manfaat Gerakan Sholat bagi Kesehatan

Sujud Bikin Cerdas
Shalat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan shalat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit!
Saat seorang hamba telah cukup syarat untuk mendirikan salat, sejak itulah ia mulai menelisik makna dan manfaatnya. Sebab salat diturunkan untuk menyempurnakan fasilitasNya bagi kehidupan manusia. Setelah sekian tahun menjalankan salat, sampai di mana pemahaman kita mengenainya?
TAKBIRATUL IHRAM
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
RUKUK
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
I’TIDAL
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: Ftidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
SUJUD
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir.
Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
DUDUK
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
SALAM
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar-dalam.
PACU KECERDASAN
Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa? Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yamg memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak.
Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.
Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.
PERINDAH POSTUR
Gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.
Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan.
Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
MUDAHKAN PERSALINAN
Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
PERBAIKI KESUBURAN
Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.
Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.
AWET MUDA
Pada dasarnya, seluruh gerakan salat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.
Gerakan terakhir, yaitu salam dan menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh besar pada keÃ,kencangan. kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Yang tak kalah pentingnya, gerakan ini menghindarkan wanita dari serangan migrain dan sakit kepala lainnya.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a’lam
NB: Agar shalat kita berfungsi seperti di atas tentunya terlebih dahulu kita harus memahami ilmu shalat dari mulai tatacara shalat, syarat, rukun, sunat, makruh,batal dan fadhilah shalat. Sungguh suatu hal yang mustahil sesuatu dapat kita raih bila dalam pelaksanaannya saja kita masih belum sesuai dengan apa yang seharusnya.


Arti Kata Iqra' (bacalah) dalam Surah Al–'Alaq


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 
Allah ta’ala berfirman di dalam Al Qur`an surat Al ‘Alaq ayat 1 sampai 5:

 

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5

Artinya: “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmu adalah Maha Pemurah. (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (alat tulis) (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Arti Kata Iqra'

Iqra’, biasa diterjemahkan dengan “bacalah”, merupakan kata pertama dari wahyu yang disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad saw adalah surat Al Alaq. Surat yang memerintahkan kepada nabi untuk IQRA atau membaca. Padahal kita ketahui bahwa saat itu Muhammad adalah seorang buta huruf, Ia tidak dapat membaca dan menulis sehingga disebut “umi”. Kala itu Muhammad sendiri bingung berapa kali Ia menyebutkan pada malaikat Jibril bahwa dirinya tidak dapat membaca. Tetapi malaikat Jibril meyakinkan Muhammad untuk terus membaca ( Iqra ). Melalui bimbingan malaikat Jibril nabi Muhammad akhirnya menerima wahyu Allah. Kata “IQRA” mengajarkan Nabi Muhammad untuk tidak sekedar membaca dan menyampaikan wahyu Allah melalui ayat Alqur’an tetapi membaca disini memiliki arti bahwa yang dibaca bukan hanya apa yang tertulis tetapi yang lebih utama adalah membaca apa yang terkandung di balik tulisan tersebut. keadaan lingkungannya, kaumnya dan apa yang terjadi disekitarnya. Nabi Muhammad selalu mencari solusi yang bijak untuk setiap permasalahan yang terjadi. Sehingga kita mengetahui dari sejarah bagaimana contoh keteladanan nabi Muhammad sepanjang hidupnya

Kita juga tidak menemukan penjelasan tentang apa obyek yang harus dibaca dari kata iqra’ ini, oleh sebab itu terdapat berbagai macam pendapat para ahli tafsir.
Kata iqra’ berasal dari kata qara’a, dalam kamus-kamus, kata ini memiliki arti yang bermacam-macam, diantaranya adalah membaca, menganalisa, mendalami, merenungkan,menyampaikan,meneliti dan lain sebagainya. Dengan demikian perintah iqra’ atau “bacalah” ini tidak mengharuskan adanya suatu tulisan yang bisa dibaca, juga tidak mengharuskan adanya suatu ucapan yang bisa diperdengarkan. Pengertian ini sesuai dengan arti kata qara’a itu sendiri yang pada awalnya memang mempunyai arti “menghimpun”.
Al Qur’an sering menggunakan kata qara’a dalam berbagai ayatnya. Terkadang hal itu menyangkut “bacaan” yang bersumber dari Tuhan atau kitab-kitab suci (misalnya :QS Al-Isra:45), namun kadang-kadang juga menyangkut “bacaan” yang bersumber dari manusia atau bukan dari Tuhan (misalnya :QS.Al- Isra:14). Dengan melihat bukti-bukti ini ditambah lagi dengan tidak adanya penjelasan tentang apa saja obyek yang menyertainya, maka bisa dipahami apabila kata iqra’ dianggap memiliki arti yang luas dan bersifat umum.

Saat ini, kita seringkali lupa, kebanyakan kita hanya bisa membaca apa yang tertulis tapi kurang bisa membaca apa yang tersirat dibalik tulisan tersebut. Kepekaan hati kita kadang kurang terasah sehingga kita mengabaikan ayat-ayat Allah yang ada di sekitar kita. Membaca tulisan melalui buku atau media cetak memang penting sebagai pegangan ilmu. Karena praktek tanpa ilmu tidak akan jadi amalan. Akan lebih baik bila kita pun mulai mengasah diri untuk lebih peka terhadap segala sesuatu di balik apa yang tertulis. Berlatih dengan melihat tanda-tanda kekuasaan Allah yang tersebar di muka bumi, berlatih mengasah kepekaan diri melalui sikap sosial terhadap kondisi kekurangan dan ketidaksempurnaan orang lain. Dan jangan lupa membaca kondisi diri kita sendiri sebelum kita membaca di luar diri kita.

Iqra’ adalah tuntunan pertama yang diberikan Allah swt kepada manusia, satu-satunya mahluk yang dianugerahiNya potensi keilmuan, potensi yang tidak dimiliki oleh malaikat sekalipun. Semakin tinggi “pembacaan”, semakin terbuka rahasia-rahasia alam dan semakin berkembang pula ilmu pengetahuan. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa iqra’ merupakan syarat utama guna membangun peradaban. Iqra ’bukan hanya ditujukan kepada Nabi Muhammad saw, tetapi juga untuk seluruh umat manusia sepanjang masa. Karena realisasi perintah iqra’ merupakan pintu gerbang menuju kepada kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.
Wallahu'alam

Makna Silaturahim dalam ISLAM

 
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Silaturahim berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata صِلَةٌ dan الرَّحِمُ . Kata صِلَةٌ adalah bentuk mashdar (gerund) dari kata وَصَلَ- يَصِلُ , yang berarti sampai, menyambung. Ar-Raghib Al-Asfahani berkata: “وَصَلَ – الْاِتِّصَالُ yaitu menyatunya beberapa hal, sebagian dengan yang lain.” (Al-Mufradat fi Gharibil Qur`an, hal. 525)



Makna Silaturahim

Adapun kata الرَّحِمُ, Ibnu Manzhur berkata: “الرَّحِمُ adalah hubungan kekerabatan, yang asalnya adalah tempat tumbuhnya janin di dalam perut.” (Lisanul ‘Arab)Jadi, silaturahim artinya adalah menyambung tali persaudaraan kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab.Silaturahim merupakan salah satu kewajiban bagi setiap pribadi Muslim. 

Dalam Al-quran, Allah menegaskan, 

وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

"Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (QS. An Nisaa : 1)."

Syariat Islam sungguh indah. Ia mengajarkan adab nan tinggi dan akhlak yang mulia. Menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, dan selalu berusaha menjaga keutuhan tali silaturahim.
Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasul menjawab,

تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ

“Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari no. 5983)

Abdullah bin ’Amr berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda


لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِى إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا 

”Seorang yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silahturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (HR. Bukhari no. 5991)
Makna Silaturahim dalam ISLAM

Abdurrahman ibnu ‘Auf berkata bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنا الرَّحْمنُ، وَأَنا خَلَقْتُ الرَّحِمَ، وَاشْتَقَقْتُ لَهَا مِنِ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بتَتُّهُ

“Allah ’azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya.” (HR. Ahmad 1/194, shahih lighoirihi).
Dari Abu Hurairah, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,

مَنِ اتَّقَى رَبَّهُ، وَوَصَلَ رَحِمَهُ، نُسّىءَ فِي أَجَلِه وَثَرَى مَالَهُ، وَأَحَبَّهُ أَهْلُهُ

“Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 58, hasan)

Abu Hurairah berkata, “Seorang pria mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, saya punya keluarga yang jika saya berusaha menyambung silaturrahmi dengan mereka, mereka berusaha memutuskannya, dan jika saya berbuat baik pada mereka, mereka balik berbuat jelek kepadaku, dan mereka bersikap acuh tak acuh padahal saya bermurah hati pada mereka”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kalau memang halnya seperti yang engkau katakan, (maka) seolah- olah engkau memberi mereka makan dengan bara api dan pertolongan Allah akan senantiasa mengiringimu selama keadaanmu seperti itu.” (HR. Muslim no. 2558)


“Sebarkanlah salam, sambunglah tali silaturahim, dan shalatlah ketika manusia tidur (tahajud) niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.”
Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga pemutus tali silaturahim.”


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberikan penjelasan yang sama sebagaimana dalam hadits dari Abu Ayyub Khalid bin Zaid Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu:


يَا رَسُولَ اللهِ، أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ. فَقَال النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَعْبُدُ اللهَ وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ

“Seseorang berkata: ‘Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku amalan yang akan memasukkan aku ke surga dan menjauhkanku dari neraka.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahim’.” (HR. Al-Bukhari Muslim)

Wallahu'lam


Semoga kutipan Makna Silaturahim dalam ISLAM ini dapat mendorong kita semua untuk menjalin silaturahim. Aamiin...

Kamis, 10 April 2014

Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil, Ni’mal Maula Wa Ni’man Nashir

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

حسبن الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير
Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil, Ni’mal Maula Wa Ni’man Nashir
“Cukuplah Allah menjadi Penolong bagi kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”




Setiap manusia di dunia ini tidak akan terlepas dari ujian dan cobaan dalam menjalani hidup ini. Ada tangis., tawa, sedih, bahagia, sakit, kekurangan. Semua itu adalah bentuk cobaan dan ujian yang Allah berikan agar manusia itu dapat mengambil hikmah karena hanya kepadaNYA kita berserah diri.  Kita jadi mengetahui bahwa kita adalah hamba yang lemah dan tidak memiliki daya atau upaya kecuali hanya dari Allah semata, maka bertawakallah hanya kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, serta kembali kepada-Nya karena Allah Maha Mampu dalam segala hal. Manusia hanya bisa berdo'a dan berusaha dalam menghadapinya.

Jika demikian halnya, maka kalimat hasbalah merupakan salah satu ucapan terbaik bagi yang senantiasa mengharapkan pertolongan-Nya. Kalimat hasbalah berbunyi Hasbunallah wa ni'mal wakil ni'mal maula wa ni'mal nashir (cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung).

Bacaan hasbalah itu pula yang diucapkan oleh Rasulullah Sallallhu 'alaihi Wasallam ketika sedang kesulitan akibat pengepungan selama beberapa minggu oleh pasukan Ahzab dalam perang Khandaq di Kota Madinah. Dengan bacaan tersebut, Rasulullah dan umat Islam pun keluar sebagai pemenang.


Al -Qur'an mengabadikan peristiwa tersebut dalam firman Allah:

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

"(Yaitu) orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan:"Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Hasbunallah Wani'mal-Wakîl", Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". (QS. Ali-Imran 3:173)


وَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَوْلَاكُمْ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ  (سورة الأنفال
 "Dan jika mereka berpaling, Maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah Sebaik-baik pelindung dan Sebaik-baik penolong." (QS. Al-Anfal: 40).
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آَمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
"Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)." (QS. Al-Baqarah: 257)
وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
"Ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir." (QS. Al-Baqarah: 286)

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ 

"Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." (QS. At-Taubah: 51)
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ

"Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atau segenap manusia, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong". (QS. Al-Hajj 22:78)


أَمِ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ فَاللَّهُ هُوَ الْوَلِيُّ وَهُوَ يُحْيِي الْمَوْتَى وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ 
"Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka Allah, Dialah pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang- orang yang mati, dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Asy-Syura: 9)

Hadits Rasulullah :
Syahdan, tatkala Nabi Ibrahim AS dilemparkan ke dalam lautan api oleh para pengikut Raja Namrud bin Kan'an, ia mengucapkan Hasbunallah wa ni'mal wakil , dan api pun tiba-tiba menjadi dingin. Ini diberitakan oleh Rasulullah Sallallhu 'alaihi Wasallam, ''Akhir kalimat yang diucapkan oleh Ibrahim ketika dicampakkan ke dalam api ialah hasbunallah wani'mal wakil. '' (HR Bukhari).
Sejarah telah memberitakan kekuatan hasbalah yang diucapkan oleh para nabi dan orang-orang saleh, ketika mereka menghadapi cobaan besar ataupun fitnah yang berat. Kekuatannya melebihi kekuatan apa pun di dunia ini, serta menegaskan semangat tauhid pada diri orang yang mengucapkan. Yaitu bahwa hanya kepada Allah sajalah ia berserah diri, dan bahwa semua makhluk di sisi-Nya adalah lemah.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِى تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا 
"Ya Allah, berilah jiwa ini ketakwaannya, bersihkanlah dia, Engkau adalah sebaik-baik yang membersihkannya. Engkaulah wali dan maula (pelindung)-nya." (HR. Muslim, no. 7081)

Makna Syahadat (ASYHADU AL LAILAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH)

Syahadat

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 


Syahadat (Bahasa Arabالشهادة asy-syahādah  merupakan asas dan dasar dari lima rukun Islam dan merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam

Syahadat berasal dari kata bahasa Arab yaitu syahida (شهد), yang artinya ia telah menyaksikan. Kalimat itu dalam syariat Islam adalah sebuah pernyataan kepercayaan dalam keesaan Tuhan (Allah) dan Nabi Muhammad sebagai RasulNya.
Makna Syahadat



Dua kalimat syahadat berbunyi:


أَشْهَدُ ألا إله الا الله و أشْهَدُ ان مُحَمدا رَسُوْل الله 

Kalimat syahadat adalah ucapan: “Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah.” artinya Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.

Syahadat sering disebut dengan Syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat (Dalam bahasa arab Syahadatain berarti 2 kalimat Syahadat). Kedua kalimat syahadat itu adalah:
  • Kalimat pertama :

    أَشْهَدُ ألا إله الا الله
Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah
artinya : Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah
  • Kalimat kedua :
و أشْهَدُ ان مُحَمدا رَسُوْل الله

Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah
artinya:,dan Muhammad adalah utusan Allah.

Makna syahadat
Syahadat tauhid yaitu
 : Menyaksikan yang satu (Esa) hanya Allah SWT.

Yang di saksikan yaitu ciptaanNya dengan adanya bumi langit beserta isinya. Termasuk diri kita semuanya itu merupakan tanda-tanda adanya sang pencipta yaitu Allah SWT.
Syahadat Rasul yaitu : Menyaksikan utusan Allah yaitu Nabi Muhammad SAW.
Yang disaksikan yaitu akhlaknya, perbuatannya yang diterapkan dan dilaksanakan perintahnya oleh kita, seperti : Shalat, puasa, zakat dan ibadah lainnya. semuanya itu merupakan tanda menyaksikan Nabi Muhammad SAW.


 Rukun Islam, yaitu:
1.    Mengucapkan 2 (dua) kalimah syahadat
2.    Menjalankan shalat lima waktu
3.    Melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan
4.    Mengeluarkan zakat
5.    Menunaikan ibadah haji (bagi yang mampu)



"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar" (QS. Al Hujurat (49) : 15)


"Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada Ilah kecuali Allah" (QS. Muhammad(47) : 19)

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap ummat (untuk menyerukan) : Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut itu....." (QS. An Nahl(16) : 36)

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" (QS. Al Ahzab(33) : 21)

Dengan demikian jelaslah bahwa persaksian dua kalimah syahadat itu membawa dampak yang sangat baik bagi seorang pribadi muslim. Seorang pribadi muslim akan selalu menyertakan Allah SWT dan Rasulnya di dalam setiap tindakannya dan selalu mengembalikan segala sesuatu yang terjadi hanya kepada kekuasaan Allah semata sehingga akan tercipta seorang pribadi muslim yang kuat lahir dan bathin.


Wallahua'lam

WAKTU dan pemanfaatannya dalam ajaran ISLAM


WAKTU
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

WAKTU















Dalam ajaran Islam, disampaikan bahwa ciri-ciri seorang Muslim yang diharapkan adalah pribadi yang menghargai waktu. Seorang Muslim tidak patut menunggu dimotivasi oleh orang lain untuk mengelola waktunya, sebab sudah merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Ajaran Islam menganggap pemahaman terhadap hakikat menghargai waktu sebagai salah satu indikasi keimanan dan bukti ketaqwaan, sebagaimana tersirat dalam Al-Qur’an yang berbunyi: “Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.” (Al-Furqan 25 : 62)

Sebagai seorang Muslim yang baik sudah sepantasnya kita menghargai waktu kita dan menggunakannya dengan baik pula, dalam Islam sendiri waktu diibaratkan sebagai sebuah pedang yang jika seseorang dapat menggunakannya maka ia akan selamat dan dapat mengambil manfaat dari pedang tersebut, akan tetapi jika ia tidak dapat menggunakannya dengan baik maka ia akan celaka atau bahkan terbunuh karena pedang tersebut. Waktu merupakan sebuah kesempatan penting yang tidak akan terulang.


Waktu adalah salah satu nikmat tertinggi yang diberikan Allah  SWT kepada Manusia. Sudah sepatutnya manusia memanfaatkannya seefektif dan seefisien mungkin untuk menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah SWT di bumi ini. Karena pentingnya manajemen waktu ini maka Allah SWT telah bersumpah pada permulaan berbagai surat dalam Al-Qur’an yang turun di mekkah dengan berbagai macam bagian dari waktu. Misalnya bersumpah: demi waktu malam, demi waktu siang, demi waktu fajar, demi waktu dhuha, dan demi masa.


Firman Allah :

          (2) وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ (1) وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّىٰ

“Demi malam apabila menutupi dan siang apabila terang benderang.” (Q.S. Al-Lail :1-2)





(3) وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ



“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang  beriman dan mengerjakan amal shaleh, dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran, dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Q S. Al-‘Ashr : 1-3).



فَالِقُ الْإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

"Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-An'am 6:96)


Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),



وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ



“Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu untuk menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (ni’mat Allah).” (QS Ibrahim [14] : 34)


Hadits Rasulullah


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa waktu luang merupakan salah satu di antara dua kenikmatan yang telah diberikan Allah Ta’ala kepada manusia. Tetapi sangat disayangkan, banyak di antara manusia yang melupakan hal ini dan terlena dengannya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,




نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ



“Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”. (Muttafaqun ‘alaih)



Waktu Laksana Pedang



Dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya Ibnul Qayyim disebutkan bahwa Imam Syafi’i pernah mendapatkan pelajaran dari orang sufi. Inti nasehat tersebut terdiri dari dua penggalan kalimat berikut:



الوقت كالسيف فإن قطعته وإلا قطعك، ونفسك إن لم تشغلها بالحق وإلا شغلتك بالباطل


“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.”




Jika kita tidak pandai menggunakan pedang, niscaya pedang tersebut akan menebas diri kita sendiri. Demikian juga waktu yang telah diberikan oleh Allah Ta’ala. Jika kita tidak mampu memanfaatkannya untuk berbuat ketaatan kepada-Nya, niscaya waktu akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri.



Wallahu'alamSemoga kita semakin sadar akan memanfaatkan waktu dalam kebaikan.

Copyright @ 2013 Islam is beautiful .