Kamis, 13 Februari 2014

Agungnya Fadhilah Tauhidulloh* Bagaimana Kita Meraihnya

Oleh: Ust. Abu Ammar al-Ghoyami

 


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (٥٦)
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. (QS. adz-Dzariyat [51]: 56)
Begitulah firman Alloh azza wajalla yang sering kita baca dan kita dengar. Dalam firman-Nya tersebut Alloh azza wajalla menyebutkan hikmah yang sangat agung dari diciptakannya kita semua sebagai manusia, yaitu agar kita beribadah kepada-Nya semata.
Dalam ayat lain Alloh azza wajalla menyeru kita semua agar beribadah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (٢١)
Hai manusia, beribadahlah kepada Robbmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu agar kamu bertaqwa. (QS. al-Baqoroh [2]: 21)
Itulah tuntutan yang telah diserukan oleh Alloh, Robbul ‘alamin, kepada kita semua sebagai para hamba. Yaitu agar kita semua menjadi hamba-hamba-Nya yang senantiasa mentauhidkan-Nya dalam seluruh peribadahan kita.
Fadhilah Tauhid dan Ahli Tauhid
Bila kita pelajari tauhid dengan seksama maka kita akan dapati bahwa ia memiliki beberapa faedah dan fadhilah yang begitu agung, di antaranya:
(1) Tauhid merupakan sekuat-kuat motivasi untuk mencintai ketaatan kepada Alloh subhanahu wata’ala. Bagaimana tidak, sedangkan orang yang bertauhid senantiasa beribadah kepada Alloh azza wajalla di setiap saat dan setiap tempat. Tidak seperti orang-orang yang ibadahnya dibarengi dengan riya’, di mana ia hanya beribadah bila ibadahnya itu akan dilihat oleh orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang bertauhid itu sempurna imannya kepada Alloh subhanahu wata’ala Yang Maha Mengetahui sesuatu yang tersembunyi terlebih lagi yang terang-terangan.
(2) Orang-orang yang bertauhid adalah hamba-hamba yang mendapat jaminan keamanan dan petunjuk di dunia dan akhirat. Mereka aman dari keburukan-keburukan yang dikhawatirkan akan menimpa, dan mendapat petunjuk untuk memahami syari’at Alloh azza wajalla dan mengamalkannya. Dan yang lebih besar dari itu semua adalah mereka akan mendapat petunjuk jalan menuju Surga.
Alloh subhanahu wata’ala berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الأمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ (٨٢)
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezholiman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. al-’An’am [6]: 82)
(3) Orang yang bertauhid dan mengamalkannya dengan keyakinan dalam hati, pengikraran dengan lisan, dan pembenaran dengan amalan anggota badan; maka amalan jeleknya akan diampuni oleh Alloh subhanahu wata’ala dan ia akan dimasukkan ke dalam Surga. Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنْ الْعَمَلِ
“Siapa yang bersaksi bahwa tidak ada illah yang berhak diibadahi selain Alloh semata, tiada sekutu bagi-Nya dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan bahwa Isa adalah hamba Alloh dan utusan-Nya serta kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan ruh dari pada-Nya, dan bahwa Surga itu benar adanya, dan neraka itu benar adanya; niscaya Alloh subhanahu wata’ala akan memasukkannya ke dalam Surga betapa pun amalan yang diperbuatnya.” (HR. Bukhori: 2/486 dan Muslim: 1/57)
(4) Bahkan Alloh azza wajalla akan mencegah neraka agar tidak menimpa orang yang bertauhid yang hanya mengharap wajah Alloh azza wajalla semata, yaitu yang dengan ikhlas mengamalkan tauhidnya.
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ
“Sesungguhnya Alloh subhanahu wata’ala mengharamkan neraka atas orang yang mengucapkan laa ilaaha illalloh dengan ikhlas dan mengharap wajah Alloh.” (HR. Bukhori: 1/154 dan Muslim: 1/455)
(5) Tauhid yang murni yang tidak tercampur kesyirikan sedikit pun akan menghapuskan dosa-dosa sebesar dan sebanyak apapun. Dalam sebuah Hadits Qudsi Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa Alloh azza wajalla berfirman:
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
“Wahai anak Adam, sungguh seandainya kamu mendatangi-Ku (saat kematianmu) dengan membawa dosa-dosa sepenuh bumi lalu kamu menjumpai-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Ku, niscaya benar-benar Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula. (HR. Tirmidzi: 3540, dishohihkan oleh al-Albani rahimahullahu ta’ala dalam Shohih Sunan at-Tirmidzi)
(6) Lebih dari itu, tauhid yang murni lagi tulus yang terealisasikan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan seorang muslim, niscaya ia akan masuk Surga tanpa dihisab dan tanpa diadzab sedikit pun.
Dalam sebuah riwayat bahwa Sa’id bin Jubair radhiyallahu anhu menuturkan sebuah hadits dari sahabat Abdulloh bin Abbas radhiyallahu anhu dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأُمَمُ فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّهْطُ وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلَانِ وَالنَّبِيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ إِذْ رُفِعَ لِي سَوَادٌ عَظِيمٌ فَظَنَنْتُ أَنَّهُمْ أُمَّتِي فَقِيلَ لِي هَذَا مُوسَى عَلَيْهِ السَلامُ وَقَوْمُهُ فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ فَقِيلَ لِي هَذِهِ أُمَّتُكَ وَمَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ
“Telah dipertunjukkan kepadaku umat-umat. Aku melihat seorang nabi, bersamanya ada beberapa orang (pengikut); dan seorang nabi, bersamanya ada satu dan dua orang (pengikut); serta seorang nabi, dan tak ada seorang (pengikut) pun bersamanya. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku sekelompok (manusia) yang banyak jumlahnya, aku mengira bahwa mereka itu adalah umatku, tetapi dikatakan kepadaku: ‘Ini adalah Musa alaihis salam bersama kaumnya’. Kemudian tiba-tiba aku melihat lagi sekelompok (manusia) yang banyak jumlahnya, maka dikatakan kepadaku: ‘Ini umatmu, dan bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk Surga tanpa hisab dan tanpa adzab’”.
Kemudian bangkitlah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan segera memasuki rumahnya. Maka manusia pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu (tujuh puluh ribu orang yang masuk Surga tanpa hisab dan tanpa adzab). Ada di antara mereka yang berkata: “Mungkin mereka itu yang menjadi sahabat Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam”. Ada lagi yang berkata: “Mungkin saja mereka itu orang-orang yang dilahirkan dalam Islam kemudian mereka tidak pernah berbuat syirik sedikit pun kepada Alloh subhanahu wata’ala”. Dan mereka menyebutkan lagi beberapa perkara yang lain. Ketika Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Maka beliau bersabda:
هُمْ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَكْتَوُونَ وَلَا يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Mereka adalah orang-orang yang tidak meminta ruqyah, tidak meminta supaya sakitnya ditempel dengan besi yang dipanaskan, dan tidak melakukan tathoyyur[1] dan mereka pun bertawakkal kepada Robb mereka”. (HR. Bukhori: 4/199 dan Muslim: 1/199)
Sungguh kita telah diseru kepada tauhid agar menjadi hamba yang bertauhid, sebagaimana dua ayat yang tersebut di awal kajian kita ini. Dan kalau kita mau memahami dan mau jujur kepada diri kita sendiri, kita akan tahu bahwa seruan Alloh azza wajalla yang sekaligus merupakan perintah bagi kita semua ini menunjukkan atas betapa Dia subhanahu wata’ala adalah Robb yang sangat besar kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Yang demikian itu akan kita yakini tatkala kita telah mengetahui keutamaan tauhid yang sedemikian agung dan sangat berharga bagi kita. Berarti tatkala Alloh azza wajalla memerintahkan kepada kita agar beribadah kepada-Nya maknanya Alloh azza wajalla telah memerintahkan kepada kita agar segera meraih keutamaan tauhid tersebut dan segera mendapatkannya.
Bagaimana Kita Mentauhidkan Alloh azza wajalla?
Sesuai dengan pemahaman Ahlus sunnah wal jama’ah, tauhid ialah sebuah keyakinan akan keesaan Alloh subhanahu wata’ala. Maksudnya ialah mengesakan Alloh subhanahu wata’ala dengan sesuatu yang khusus bagi-Nya semata berupa hak Rububiyah, Uluhiyah, dan al-Asma’ul Husna (nama-nama-Nya azza wajalla yang baik dan sempurna) serta ash-Shifatul ‘Ulya (sifat-sifat-Nya azza wajalla yang mulia lagi tinggi). Sehingga untuk meraih keutamaan tauhid, seseorang harus mengesakan Alloh azza wajalla dalam ketiga hak-hak-Nya tersebut.
Mengesakan Alloh azza wajalla dengan hak Rububiyah artinya ialah mengesakan Alloh azza wajalla dengan hak mencipta, kepemilikan dan penguasaan serta pengaturan makhluk-Nya. Mengesakan Alloh subhanahu wata’ala dengan hak mencipta artinya seseorang meyakini bahwa tidak ada seorang pencipta selain Alloh azza wajalla. Sedangkan mengesakan Alloh azza wajalla dengan hak kepemilikan dan penguasaan ialah seseorang meyakini bahwa tidak ada yang memiliki dan menguasai makhluk selain Penciptanya, yaitu Alloh azza wajalla semata. Adapun mengesakan Alloh subhanahu wata’ala dengan hak pengaturan ialah seseorang meyakini bahwa tidak ada yang mengatur makhluk-makhluk seluruhnya selain Alloh azza wajalla semata.
Mengesakan Alloh subhanahu wata’ala dengan hak-hak Uluhiyah artinya mengesakan Alloh subhanahu wata’ala dalam seluruh peribadahan. Seseorang harus meyakini bahwa tidak ada yang berhak diibadahi selain Alloh azza wajalla semata, sehingga ia pun hanya menghambakan diri kepada Alloh azza wajalla semata, mengesakan-Nya dengan penuh ketundukan, kecintaan serta pengagungan, dan beribadah kepada-Nya dengan sesuatu yang disyari’atkan oleh-Nya azza wajalla dan ia menjauhkan diri dari beribadah kepada sesuatu yang disekutukan dengan-Nya azza wajalla.
Adapun mengesakan Alloh subhanahu wata’ala dengan al-Asma’ul Husna serta ash-Shifatul ‘Ulya artinya meyakini bahwa nama-nama serta sifat-sifat yang dimiliki-Nya hanya untuk-Nya semata dan tidak ada yang berhak menyandangnya sedikit pun selain Dia azza wajalla. Pengesaan Alloh subhanahu wata’ala yang ketiga ini terwujud dengan dua perkara sekaligus, yaitu penetapan dan peniadaan. Maksudnya, penetapan seluruh al-Asma’ul Husna maupun seluruh ash-Shifatul ‘Ulya yang telah Alloh subhanahu wata’ala tetapkan untuk diri-Nya azza wajalla di dalam al-Qur’an dan di dalam hadits Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam hanya bagi-Nya semata, sekaligus disertai dengan peniadaan sesuatu pun yang menandingi-Nya dalam al-Asma’ul Husna serta ash-Shifatul ‘Ulya tersebut. Sehingga kewajiban kita ialah beriman dengan al-Asma’ul Husna yang Alloh subhanahu wata’ala telah menyebut diri-Nya dengannya di dalam kitab-Nya, maupun yang Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyebut-Nya dengannya di dalam hadits-hadits yang shohih. Juga beriman dengan ash-Shifatul ‘Ulya yang Alloh subhanahu wata’ala telah menyifati diri-Nya dengannya di dalam kitab-Nya maupun yang Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyifati-Nya dengannya di dalam hadits-hadits yang shohih. Semuanya kita imani tanpa mengubah atau menyimpangkan maknanya, tidak pula membuangnya dan menanyakan bagaimana (hakikatnya)?, serta tidak pula menyerupakannya dengan makhluk-Nya azza wajalla.
Seorang yang beriman kepada Alloh azza wajalla akan sempurna tauhidnya bila ia telah menyempurnakan ketiga macam tauhid tersebut seluruhnya. Dengan keimanan dan penetapan serta perealisasian ketiga tauhid tersebut berarti ia telah benar-benar memiliki tauhidulloh, sehingga menjadilah ia seorang muwahhid (orang yang bertauhid atau ahli tauhid) yang sesungguhnya yang berhak mendapat keutamaannya. Semoga Alloh subhanahu wata’ala menjadikan kita semua termasuk hamba-hamba yang bertauhid kepada-Nya, Amin.

Tiga Inti Ajaran Islam

Diiringi panjatan do’a dan sanjungan serta pujian hanya bagi Alloh semata atas segala kenikmatan serta ma’unah (pertolongan) yang tercurah kepada siapa saja yang Dia kehendaki dari para hamba-Nya. Kemudian diiringi panjatan sholawat bagi baginda Rosululloh Muhammad bin Abdulloh, bagi keluarga, para sahabat, serta seluruh pengikut beliau yang tulus setia meniti jalan hidup beliau dan menaati ajaran beliau sampai hari kiamat.
Pada majelis kita kali ini kami mengajak sidang pembaca untuk membahas “tiga inti ajaran Islam” yang merupakan salah satu karakteristik Islam yang paling pokok. Kami berharap semoga dengan mengenal serta mengilmui ketiganya kita bisa meluruskan pemahaman sekaligus amalan kita sebagai wujud ukhuwwah (persaudaraan) dan kebersamaan di bawah naungan panji agama Islam.
Pertama:
Berserah Diri Kepada Alloh Dengan Mentauhidkan-Nya
Inti ajaran Islam pertama adalah berserah diri sepenuh jiwa dan raga hanya kepada Alloh yang didasari kemurnian tauhid kepada-Nya semata. “Berserah diri” di sini bermakna menghinakan dan merendahkan diri disertai ketundukan yang tulus dari setiap hamba kepada penciptanya. Sehingga secara utuh maknanya seorang hamba berserah diri, patuh lagi tunduk kepada Alloh untuk meninggikan keesaan-Nya dalam hak-hak berkehendak dan berbuat yang melazimkan keesaan-Nya dalam hak-hak peribadahan. Inilah hakikat mentauhidkan Alloh, yaitu yang disebut tauhid ibadah, bermakna diunjukkannya seluruh peribadahan hamba hanya kepada-Nya semata.
Ketahuilah, mentauhidkan Alloh dengan seluruh peribadahan merupakan hal yang paling besar dalam ajaran Islam. Keagungan peribadahan ini tersirat dari penyebutannya di dalam Kitabulloh (al-Qur’an) dan dalam hadits-hadits Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia merupakan perintah Alloh yang pertama dan seruan awal para rosul utusan-Nya kepada manusia, bahkan para rosul itu diutus demi tujuan tauhid ibadah tersebut.[1] Demikian juga tidaklah didapati fi’il[2] yang pertama kali disebutkan dalam al-Qur’an selain peribadahan kepada-Nya[3]. Dan tidaklah Alloh memerintah manusia dengan fi’il amr[4] yang pertama kali disebutkan di dalam al-Qur’an selain fi’il amr untuk beribadah kepada-Nya[5]. Ini hanya sebagian hikmah Alloh yang mengisyaratkan pada keutamaan ketundukan seorang hamba dengan tauhid ibadah kepada-Nya semata.
Alloh menyebutkan bahwa tauhid adalah millah[6] Nabi Ibrohim alaihis salam, dan kita diwajibkan untuk menitinya. Sebagaimana Alloh menyebutkan teladan dalam berserah diri kepada-Nya pada diri Nabi Ibrohim dan anak-anak serta pengikutnya sehingga kita harus meneladaninya dan tidak membencinya.[7]
Berserah diri, tunduk, dan merendah yang dilakukan oleh seorang muslim merupakan kewajiban yang telah diperintahkan untuk senantiasa dilakukan selama hayat masih dikandung badan[8], dan dia harus melakukan seluruh ritual peribadahannya kepada Alloh disebabkan cinta dan rindunya yang mendalam kepada-Nya. Sebagaimana dia harus merendahkan diri serta menundukkan keangkuhannya di hadapan Alloh dengan harapan yang tinggi lagi besar kepada ridho dan rohmat-Nya serta dengan perasaan takut, cemas, dan khawatir akan murka dan siksa-Nya. Alloh telah berfirman:
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo’a kepada Kami dengan harap dan cemas dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami. (QS. al-Anbiya’ [21]: 90)
Dalam ayat di atas disebutkan bahwa berserah dirinya seorang muslim kepada Alloh harus terwujud dalam bentuk amalan sholih dan kebaikan yang didasari keikhlasan hanya kepada-Nya semata. Itulah sesungguhnya hakikat khusyu’, yaitu sikap merendah seorang hamba di hadapan penciptanya yang ia yakin akan kebesaran dzat-Nya dan ketinggian serta keagungan sifat-Nya.
Nampak jelaslah bahwa berserah diri kepada Alloh yang dimaksudkan di sini tidak sama dengan berserah diri kepada taqdir; bila seseorang telah menerima taqdir Alloh—apapun bentuk dan cita rasanya—maka berarti ia telah berserah diri kepada-Nya. Bukan itu maksudnya! Akan tetapi, seseorang dikatakan telah berserah diri kepada Alloh bila ia telah mencurahkan waktu, daya, dan upayanya untuk beramal ibadah kepada Alloh semata, bahkan selama hayat masih dikandung badan ia harus melakukannya. Maka pahamilah wahai kaum!
Kedua:
Mewujudkan Ketaatan Atas Segala Perintah Alloh dan Menjauhi Larangan-Nya

Mengapa Islam memerintahkan manusia untuk taat kepada perintah Alloh dan Rosul-Nya, apa faedah yang akan didapati oleh mereka yang taat, apa pula celakanya bila mereka tidak taat? Pertanyaan seperti ini mungkin yang sering menutupi fithroh suci setiap orang yang enggan untuk taat.
Ada satu hal yang harus selalu kita ingat, yaitu bahwa Alloh telah mengutus para rosul kepada seluruh umat, bahkan tiada suatu umat pun melainkan Alloh telah mengutus kepada mereka seorang rosul. Alloh juga menyebutkan tujuan diutusnya mereka guna menyampaikan kabar gembira sekaligus peringatan serta ancaman. Alloh berfirman:
Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan. (QS. Fathir [35]: 24)
Kabar gembira dan peringatan tersebut disampaikan kepada seluruh umat ini, yaitu kabar gembira bagi umat yang taat dan peringatan serta ancaman bagi mereka-mereka yang enggan.
Ketahuilah, ketaatan apapun yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk kebaikan diri mereka sendiri dan bukan untuk membahagiakan Alloh dengan ditaati-Nya.[9] Sungguh, ketaatan manusia kepada Alloh dan rosul-Nya merupakan kebutuhan asasi disebabkan butuhnya mereka kepada rohmat Alloh, penciptanya. Oleh sebab itu, Alloh memerintahkan manusia untuk taat kepada-Nya dan taat kepada rosul-Nya, yaitu agar mereka dirohmati oleh Robb seru sekalian alam. Ini adalah sebagian kabar gembira yang dibawa oleh para rosul. Alloh berfirman:
Dan taatilah Alloh dan rosul, supaya kamu diberi rohmat. (QS. Ali Imron [3]: 132)
Telah kita ketahui bahwa Alloh telah mengutus Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada kita—sebagai umat terakhir—sebagaimana Dia pun telah menurunkan al-Qur’an bersama beliau. Seperti halnya para rosul sebelum beliau, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pun diutus dengan membawa kabar gembira sekaligus peringatan bagi kita.[10] Maka perhatikanlah firman Alloh sebagai kabar gembira bagi kaum yang taat (yang artinya):
… barangsiapa taat kepada Alloh dan Rosul-Nya, niscaya Alloh memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. (QS. an-Nisa’ [4]: 13)
Di dalam ayat selanjutnya Alloh berfirman tentang ancaman bagi mereka-mereka yang lalim lagi durhaka (yang artinya):
Dan barangsiapa yang mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Alloh memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (QS. an-Nisa’ [4]: 14)
Mungkin ada yang mengatakan ancaman tersebut sekedar ancaman, sebagaimana kabar gembira itu hanya sekedar janji. Aduhai, sungguh besar kecelakaan dan sungguh gelap jalan mereka, yakinlah bahwa tiada seorang pun yang mengatakan demikian melainkan ia sangat jahil bahkan telah tersesat di lembah hitam kekufuran.
Sudahkah mereka belajar dari umat-umat yang terdahulu? Sudahkah mereka tahu bahwa Alloh pun telah memerintahkan supaya kita mengambil pelajaran dari umat-umat yang terdahulu?[11]
Ingatlah kesudahan kaum ‘Ad yang mengerikan, mengapa angin yang sangat dingin lagi sangat kencang menerpa mereka selama tujuh hari delapan malam sehingga mereka binasa sama sekali dan tidak menyisakan seorang pun? Ingatlah kesudahan kaum Tsamud yang celaka, mengapa petir yang sangat besar dengan suara mengguntur yang memekakkan lagi mematikan membinasakan mereka? Ingatlah pula kesudahan kaum Nabi Luth alaihis salam yang menjijikkan, gerangan apa sebabnya negeri tempat tinggal mereka dibalikkan sedangkan hujan batu yang panas membakar menerpa mereka hingga binasa? Sejarah telah menjadi saksi bahwa kaum ‘Ad telah durhaka kepada Nabi Hud alaihis salam, kaum Tsamud tidak taat kepada Nabi Sholih alaihis salam, sementara kaum Nabi Luth alaihis salam enggan dan berpaling dari seruan beliau.[12]
Ingatlah juga kapal penyelamat Nabi Nuh alaihis salam, bagaimana air telah menenggelamkan seluruh manusia dan tiada tersisa seorang pun di muka bumi ini selain yang taat mengikuti Nabi Nuh alaihis salam dan menumpang di atas kapal yang Alloh perintahkan Nabi Nuh alaihis salam untuk membuatnya?[13] Sungguh ini adalah keterangan yang nyata, maka ambillah pelajaran wahai kaum![14] Akankah kesombonganmu tetap mengalahkan fithrohmu?
Maka jelaslah bahwa hanya mereka yang enggan taat lantaran sombonglah yang menolak kejelasan perkara yang terang-benderang—laksana matahari di siang hari—ini. Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan kejelasan masalah ini dalam sabda beliau:
“Seluruh umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan!” Para sahabat bertanya: “Siapa orang yang enggan (masuk surga), wahai Rosululloh?” Beliau menjawab: “Barangsiapa yang taat kepadaku niscaya akan masuk surga, dan siapa saja yang mendurhakaiku dialah orang yang enggan (masuk surga).” Dalam riwayat lain beliau bersabda: “… dan siapa saja yang mendurhakaiku niscaya akan masuk neraka.”[15]
Setelah semuanya jelas, kini ketahuilah bahwa “ketaatan” itu disebut “ketaatan” apabila berupa ketekunan melaksanakan perintah seiring dengan senantiasa waspada untuk meninggalkan larangan. Bila seseorang hanya melaksanakan perintah saja, dia masih belum dikatakan taat sehingga dia juga meninggalkan larangan. Demikian juga, bila seseorang hanya meninggalkan larangan namun tidak melaksanakan perintah tidaklah disebut orang yang taat sehingga dia menegakkan perintah-perintah.
Ketahuilah bahwa perintah yang paling awal, paling agung, dan paling utama adalah mentauhidkan Alloh dengan seluruh peribadahan sebagaimana hal ini telah jelas pada inti ajaran Islam yang pertama. Sebaliknya, larangan yang paling besar dan paling utama untuk ditinggalkan adalah menduakan Alloh dengan makhluk-Nya sebagai pemilik hak peribadahan, ialah dosa syirik, mempersekutukan Alloh dengan makhluk-Nya. Maka ketaatan seorang muslim yang paling utama ialah ia mengesakan Alloh dengan seluruh macam ibadah seiring dengan ia tinggalkan kesyirikan serta para pelakunya. Lebih lanjut hal ini akan kita pahami pada inti ajaran Islam yang ketiga berikut ini.
Ketiga:
Berlepas Diri dari Kesyirikan dan Pelakunya
Kewajiban awal bagi setiap muslim adalah bertauhid yang murni lagi tulus seiring dengan berlepas diri dan cuci tangan dari kesyirikan. Perhatikanlah apa yang telah Alloh perintahkan dan dari apa yang kita dilarang-Nya dalam ayat berikut:
Ibadahilah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun…. (QS. an-Nisa’ [4]: 36)
Di sini Alloh subhanahu wata’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk beribadah kepada-Nya dan melarang mereka dari mempersekutukan-Nya. Hal ini mengandung penetapan hak peribadahan hanya bagi-Nya semata. Sehingga siapa yang tidak beribadah kepada-Nya maka ia kafir lagi congkak, dan siapa yang beribadah kepada Alloh disertai peribadahan kepada selain-Nya maka ia kafir lagi musyrik, sedangkan siapa saja yang hanya beribadah kepada-Nya semata ialah muslim yang mukhlish.[16]
Ketahuilah, berlepas diri dari kesyirikan itu mengharuskan berlepas diri dari para pelakunya. Tatkala seseorang berusaha menyucikan diri dari kesyirikan maka usahanya itu mengharuskannya membersihkan diri dari hubungan baik dengan para pelaku kesyirikan di atas kesyirikan mereka. Sungguh Alloh telah menunjuk teladan yang baik dalam masalah ini pada diri Nabi Ibrohim alaihis salam dan kaumnya.[17]
Akhirnya, semoga Alloh menuntun kita semua meniti jalan-Nya yang lurus dalam ber-Islam yang sesuai dengan kehendak-Nya.

[1] Lihat QS. al-Anbiya’ [21]: 25.
[2] Fi’il: kata kerja
[3] Fi’il yang pertama kali disebutkan dalam al-Qur’an terdapat dalam surat al-Fatihah ayat 4, yaitu kata na’budu yang berarti “kami beribadah”. Dan tidak ada kata kerja lainnya yang mendahuluinya dalam surat tersebut yang merupakan surat pertama dalam al-Qur’an sesuai urutan dalam Mushhaf Utsmani.
[4] Fi’il amr dalam bahasa Indonesia disebut “kata perintah”.
[5] Fi’il amr yang pertama kali disebutkan dalam al-Qur’an terdapat dalam surat al-Baqoroh ayat 21, yaitu kata u’budu yang berarti “beribadahlah kalian”. Dan tidak ada kata perintah lainnya yang mendahuluinya dari ayat-ayat sebelumnya sampai awal al-Qur’an.
[6] Millah: agama atau jalan hidup
[7] QS. al-Baqoroh [2]: 130–132
[8] QS. al-An’am [6]: 162–163
[9] QS. Fushshilat [41]: 46
[10] QS. al-Baqoroh [2]: 119
[11] QS. Yusuf [12]: 109
[12] Lihat QS. Hud [11]: 50–83, QS. al-Haqqoh [69]: 4–8.
[13] Lihat QS. Hud [11]: 25–49.
[14] Lihat QS. al-Hajj [22]: 46.
[15] Hadits shohih riwayat Bukhori, kitab al-I’tishom bil Kitab was Sunnah bab al-iqtida’ bi sunani Rosulillah shallallahu ‘alaihi wasallam.
[16] Syarh Tsalatsatul Ushul, Syaikh Muhammad al-Utsaimin, hlm. 42. Mukhlish artinya yang tulus ibadahnya hanya untuk Alloh subhanahu wata’ala.
[17] Lihat QS. al-Mujadilah [58]: 22 dan QS. al-Mumtahanah [60]: 4.

Rabu, 12 Februari 2014

KEUTAMAAN PUASA SENIN KAMIS

~ Besok insyaAllah hari KAMIS ~
@Silahkan dishare, Semoga bermanfaat.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa pada hari Senin maka beliau bersabda:
"Itu adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus sebagai Nabi, atau hari diturunkannya al-Qur'an kepadaku."

Di dalam riwayat yang bersumber dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata, "Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa menjaga puasa Senin dan Kamis. (HR. Lima Imam ahli hadits, kecuali Abu Dawud).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Amal-amal itu diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku senang jika amalku ditampakkan pada saat aku sedang berpuasa." (HR at-Tirmidzi).

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan dimudahkan untuk mengamalkannya. Aamiin.

Besok insyaAllah hari SENIN, mari kita amalkan dan ingatkan teman-teman yang lain dengan amalan ini!

-Mari terus berbagi KEBAIKAN-
Silahkan dibagikan/share, semoga menjadi KEBAIKAN Anda. Aamiin.

Info KHUSUS Untuk sahabat Pencinta Ilmu : Dapatkan Buku-Buku Islami Pilihan, beragam tema penting & bermanfaat untuk Anda. Koleksi BUKU BAGUS terus bertambah.

Yuk Cek Updatenya! KLIK DI SINI > http://goo.gl/YHxwDy.

Bersegeralah Beramal Sebelum Datang 7 Hal

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata:

Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:
"Bersegeralah kalian untuk beramal sebelum datangnya 7 perkara.Apakah kamu harus menantikan
 kemiskinan yg dapat melupakan,  kekayaan yg dapat menimbulkan kesombongan, sakit yg dapat mengendorkan , tua renta yg dapat melemahkan mati yg dapat menyudahi segala2nya, atau menunggu datangnya Dajjal, padahal dia adalah sejelek2 sesuatu yg ditunggu atau menunggu datangnya hari kiamat, padahal kiamat adalah sesuatu yg amat berat dan amat menakutkan."
(HR. Tirmidzi)

Pria Dilarang Memakai Emas

Subhanallah, Terungkap Alasan Ilmiah Kenapa Pria Dilarang Memakai EmasDikirim oleh aan | Pada 21 September,2013 | Dalam Dunia Islam, Muhammad SAW
Atom pada emas mampu menembus ke dalam kulit melalui pori2 dan masuk ke dalam darah manusia. Jikaseorang p
ria mengenakan emas dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, maka dampak yang ditimbulkan yaitu di dalam darah dan urine akan mengandung atom emas dalam kadar yang melebihi batas (dikenal dengan sebutan migrasi emas).

Dan apabila ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka akan mengakibatkan penyakit Alzheimer.sebab ­jika tidak di buang maka dalam jangka waktu yang lama atom emas dalam darah ini akan sampai ke otak dan memicu penyakit alzheimer.
Alzheimer adalah suatu penyakit dimana orang tersebut kehilangan semua kemampuan mental dan fisik serta menyebabkan kembali seperti anak kecil. Alzheimer bukan penuaan normal,tetapi merupakan penuaan paksaan atau terpaksa.salah seorang yang terkena penyakit alzheimer adalah charles bronson, ralph waldo emerson dan sugar ray robinson.
Sedangkan, mengapa Islam memperbolehkan wanita untuk mengenakan emas ?
Jawabannya adalah..
“Wanita tidak menderita masalah ini karena setiap bulan, partikel berbahaya tersebut keluar dari tubuh wanita melalui menstruasi.” itulah sebabnya islam mengharamkan pria memakai emas dan membolehkan wanita memakai perhiasan emas.
itulah alasan agama Islam melarang pria memakai emas,ternyata hal ini telah diketahui Nabi Muhammad 1400 tahun yang lalu. Padahal beliau tidak pernah belajar ilmu fisika.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang kaum laki-laki memakai cincin emas.
Al-Bukhari dan Muslim masing-masing dari Al-Bara’ bin Azib Radhiyallahu ‘anhu, bahwa ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki memakai cincin emas di tangannya, maka beliau memintanya supaya mencopot cincinnya, kemudian melemparkannya ke tanah. (HR. Bukhori & Muslim)


 

PESAN NABI

Dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim diriwayatkan dari Abu ‘Umarah al-Bara’ bin ‘Azib Radliyallahu 'anhuma katanya, “Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam MENYURUH kami :

- menjenguk orang sakit,
- mengiringi jenazah,
- mendoakan orang bersin,
- melepaskan sumpah orang yang bersumpah,
- menolong orang yang dizalimi,
- memenuhi undangan dan
- memberi salam apabila bertemu.

Baginda MELARANG kami dari

- memakai cincin emas,
- minum dengan bekas yang dibuat daripada perak,
- menggunakan lapik duduk sutera dan
- memakai pakaian yang dibuat daripada sutera, sutera tebal dan sutera Dibaj(dari Yaman)”.

Dalam riwayat lain, ditambah perkara yang disuruh mengerjakannya iaitu:
- menanyakan barang yang hilang dan belum dijumpai.

uraian HaditS:

1. Melepaskan sumpah orang yang bersumpah bermaksud, melaksanakan apa yang diminta secara bersunggguh-sungguh engkau melakukannya sehingga menyebabkan dia bersumpah, seperti katanya: “Demi Allah, engkau mesti melakukan sekian dan sekian.

2. Perkara yang disuruh oleh nabi SAW iaitu:

- Memberi salam apabila bertemu.
- Memenuhi undangan.
- Memberi nasihat jika diminta.
- Mendoakan dengan ucapan “يرحمك الله” setelah orang bersin menyebut “الحمد لله”.
- Menjenguk orang yang sakit.
- Mengiringi jenazah ke tanah perkuburan.
- Menolong orang yang dizalimi.
- Menanyakan barang yang hilang (menghebahkan)

3. Perkara-perkara yang dilarang oleh nabi melakukannya:

- Memakai cincin emas bagi lelaki dan bukan bagi perempuan.
- Minum dengan menggunakan bekas emas dan perak bagi lelaki maupun perempuan.
- Menggunakan lapik duduk yang diperbuat daripada sutera yang diisi degan kapas atau sebagainya bagi lelaki.
- Memakai pakaian yang dibuat dari sutera dan campuran dengan yang lain, sutera yang dipanggil ‘Istibrak’ dan sutera tebal yang dipanggil ‘Dibaj’ (semuanya bagi lelaki).

7 SUNNAH RASULULLAH YANG HARUS DIJAGA"

Cerdasnya orang yang beriman adalah, dia yang mampu mengolah hidupnya yang sesaat, yang sekejap untuk hidup yang panjang. Hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk Yang Maha Hidup. Hidup bukan untuk mati,tapi mati itulah untuk hidup.
Kita jangan takut mati, jangan mencari mati, jangan lupakan mati, tapi rindukan mati. Karena, mati adalah pintu berjumpa dengan Allah SWT.

Mati bukanlah cerita dalam akhir hidup,tapi mati adalah awal cerita sebenarnya, maka sambutlah kematian dengan penuh ketakwaan.

Hendaknya kita selalu menjaga tujuh sunnah Nabi setiap hari. Ketujuh sunnah Nabi SAW itu adalah:

1, Tahajjud
karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.

2, membaca Al-Qur’an sebelum terbit matahari
Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur’an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.

3,
Jangan tinggalkan masjid terutama di waktu shubuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, karena masjid merupakan pusat keberkahan, bukan karena panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.

4,
jaga shalat Dhuhakarena kunci rezeki terletak pada shalat dhuha.

5.
jaga sedekah setiap hari.
Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekahsetiap hari.

6
jaga wudhu terus menerus karena Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, “Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu shalat walau ia sedang tidak shalat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah”.

7, amalkan istighfar setiap saat.
Dengan istighfar masalah yang terjadi karena dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.
Dzikir, kata Arifin Ilham, adalah bukti syukur kita kepada Allah. Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berdzikir pula, oleh karena itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah dan ibadah ajaran Islam lainnya.

“Dzikir merupakanmakanan rohani yang paling bergizi,” katanya, dan dengan dzikir berbagai kejahatan seperti narkoba, KKN, danlainnya dapat ditangkal sehingga jauhlah umat manusia darisifat-sifat hewani yang berpangkal pada materialismedan hedonisme..

---
Baca juga artikel dan tausyiah lainnya di Unik dan Keren

3 hal yang paling disukai allah

Assalamualaikum wr.wb
Allah SWT menyukai manusia yang selalu berusaha untuk taqarrub ke pada-Nya, dengan menggunakan semua kenikmatan yang diberikan, baik nikmat dhohir maupun nikmat bathin. Semua perbuatan yang dilakukannya semata-mata ditujukan untuk meraih ridha Allah.
Dalam suatu kesempatan seorang shahabat Nabi SAW yang bernama Ibnu Mas’ud ra bertanya kepada Nabi SAW:

  1. Shalat tepat pada waktunya
    Perintah menegakan shalat di sebut dalam lebih 10 ayat dalam al-Qur’an. Menegakan shalat tepat pada waktunya terutama shalat lima waktu. “shalat adalah tiang agama” demikian yang disampaikan nabi dalam hadist yang lain. Begitu pentingnya shalat, hingga amal pertama yang akan dihisab di hari akhir nanti adalah shalat. Menegakkan shalat tepat pada waktunya, itulah amalan manusia yang paling disukai Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat yang artinya “sesungguhnya shalat itu mencegah pada perbuatan keji dan munkar”. Setelah shalat wajib, ada shalat malam atau tahajud juga merupakan shalat yang dianjurkan untuk selalu dilaksanakan. Nabi SAW sendiri menghidupkan malam dengan melakukan shalat.
  2. Berbakti kepada kedua orang tua
    Orang tua menempati kedudukan yang tinggi. Ridha Allah kepada seorang hamba juga bergantung pada ridha kedua orang tuanya. Sekaya apapun, sepintar apapun, serta apapun keadaan hamba, ingatlah apa yang telah dicapai itu juga berkat dukungan dan doa kedua orang tua. Manusia terlahir di dunia berkat campur tangan kedua orang tuanya. Allah SWT sangat tidak menyukai orang yang berlaku kasar kepada orang tua. Orang tua kita menduduki tempat ketiga yang harus kita hormati setelah Allah SWT dan RasulNya.
  3. Berjihad di jalan Allah
    Berjihad dalam makna yang seluas-luasnya. Ada pemahaman keliru yang sengaja dibiarkan dalam mengartikan kata jihad. Jihad hanya dipahami sebagai berperang mengangkat senjata melawan orang-orang kafir yang memusuhi islam. Padahal jihad adalah berjuang dengan segala kemampuan untuk menegakan ajaran agama. Sekali lagi jihad jangan dipahami sebagai berperang saja. Allah SWT menyuruh kita untuk berjihad dengan menggunakan harta dan jiwa kita. Jihad dengan apa yang kita miliki baik berupa ilmu, harta dan apapun yang ada pada diri kita. Jika kita sudah berumah tangga, mencari nafkah dengan jalan yang halal untuk keluarga kita juga termasuk bentuk jihad dijalan Allah. Allah SWT menyukai orang-orang yang selalu berjihad dijalan-Nya.
Demikian 3 amalan yang paling disukai oleh Allah SWT, shalat tepat pada waktunya, berbakti kepada orang tua dan berjihad dijalan Allah.

Senin, 10 Februari 2014

[ ENAM PEMBERIAN TERBAIK UNTUK MANUSIA ]

Bismillahir Rahmanir Rahim. Assalamu'alaikum dan selamat sore teman2 semua.

Ahnaf bin Qais, seorang pemuda cacat dan pincang kakinya, dia adalah seorang tokoh sastra yang luar biasa karyanya dan sangat besar pengaruhnya di masyarakat Arab. Imam Hasan Al Bashri rahimullah mengatakan ” Aku tak pernah melihat seorang yang dimuliakan dari suatu kaum, melebihi mereka memuliakan Ahnaf bin Qais. Bila Ahnaf murka terhadap sesuatu, maka akan turut murka ratusan ribu orang tanpa perlu bertanya apa alasan kemurkaannya itu. Ahnaf bin Qais juga adalah seorang khatib, orator, bijak dan pandai. Beliau merupakan salah satu tabi'in yang sangat terkenal pada masa khalifah Umar bin Khattab.

Suatu saat beliau ditanya tentang pemberian apa yang terbaik yang diberikan pada seorang hamba ? Beliau menjelaskan tentang pemberian terbaik :

1. Akal gharizi, yakni tabi’at. Rasulullah saw bersabda : Usaha manusia tidak seperti usaha akal, akal memberikan petunjuk-petunjuk kepada orang yang ditempatinya atau menolak dari yang buruk.

2. Budi perketi yang baik, yakni melakukan sesuatu yang dapat menjaga dari segala kemaksiatan (dosa).

3. Teman yang menolong. Nabi saw bersabda : Pokok akal setelah iman adalah akrab dengan manusia, seseorang tidak akan lepas dari pentingnya meusyawarah dan sesungguhnya ahli kebaikan di dunia mereka ahli kebaikan di akhirat. Dan ahli munkar di dunia mereka ahli munkar di akhirat. (HR. Baihaqi)

4. Hati yang tabah, yakni hati yang sabar terhadap penghinaan orang lain. Diriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda : Seandainya seorang mukmin ada di atas bambu terapung di alaut, niscaya Allah mendatangkan orang yang menyakitinya. (HR. Ibnu Abi Saibah)

5. Diam yang lama. Nabi bersabda : Seorang hamba tidak akan sampai kepada hakikat iman sehingga menahan lidahnya. (HR Thabrani).

6. Mati dengan khusnul khatimah, yakni kematian saat diri dalam ibadah dan istighfar.

Semoga kita semua mendapatkan enam anugerah seperti yang telah di sebutkan di atas sampai akhir hayat kita. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin

Jika status ini di rasa membawa manfaat, silahkan sebarkan dengan mengklik tanda panah yang ada di bawah status ini.

#islam   #muslim   #mengaji   #anugerah   #terbaik

Sumber : Kitab Nashaihul 'Ibad Karya Syeikh Nawawi Al Bantani


 

[ TUJUH GOLONGAN MANUSIA YANG MENDAPATKAN MURKA ALLAH DI HARI KIAMAT ]

Tujuh golongan manusia yang mendapatkan murka Allah pada hari kiamat dan dimasukkan ke dalam neraka, sebagaimana disebutkan dalam hadist Nabi Shallahu 'Alahi Wasallam :

1. Orang yang melakukan hubungan seks dengan sejenisnya (lesbian, homoseks)

2. Orang yang menikah dengan tangannya (onani) untuk mendapatkan kenikmatan

3. Orang yang menyetubuhi binatang

4. Laki-laki yang menyenggamai dubur istrinya (sodomi)

5. Laki-laki yang memperistri anak perempuannya

6. Orang yang beristri dengan istri tetangganya

7. Orang yang menyakiti tetangga, baik dengan perkataan maupun perbuatan hingga tetangganya itu melaknatinya dengan cara memaki atau dengan dengan jalan berdoa kepada allah agar ia dijauhkan dari rahmat-Nya

Semoga kita semua tidak termasuk tujuh golongan yang di murkai oleh Allah seperti yang ada dalam hadist di atas. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Sumber : Kitab Nashaihul 'Ibad Karya Syeikh Nawawi Al Bantani

#islam   #mengaji   #murka   #Allah 

[ TUJUH BALASAN UNTUK ORANG KIKIR / PELIT ]

Bismillahir Rahmanir Rahim.
Assalamu'alaikum dan selamat malam teman2 semua.

Abu Bakar Radliyallahu 'Anhu berkata, sesungguhnya orang bakhil tidak akan terhindar dari tujuh perkara yang membinasakannya. yaitu :
1. Ia akan mati, lalu hartanya di warisi oleh orang yang mengelola dan membelanjakan hartanya untuk keperluan selain yang diperintahkan Allah

2. Ia akan dikuasai oleh penguasa jahat, lalu merampas hartanya secara paksa, setelah menganiaya dan menhinakannya terlebih dahulu.

3. Allah membangkitkan gejolak nafsu syahwatnya, sehingga harta bendanya terkuras habis untuk memenuhi keinginan syahwatnya

4. Ia gunakan hartanya untuk membangun bangunan yang megah di tempat yang rawan yang menyebabkan hartanya habis musnah

5. Ia ditimpa musibah dan tragedi duniawi, seperti kebakaran, kecurian dan sebagainya yang menghabiskan hartanya

6. Ia terserah pengakit kronis yang berkepanjangan tak kunjung sembuh hingga hartanya habis untuk biaya pengobatan

7. Atau ia tanamkan hartanya di suatu tempat, lalu raib hilang entah kemana.

Semua kemungkinan tersebut di atas merupakan realitas yang sudah pernah terjadi dan diketahui oleh manusia. Semoga Allah menjaga dan menjauhkan kita dari sifat bakhil alias kikir alias pelit. Aamiin Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

#islam   #indah   #kikir   #pelit

Sumber : Kitab Nashaihul 'Ibad Karya Syeikh Nawawi Al Bantani

 

[ ENAM PERKARA SEBAGAI KUNCI PEMBUKA SURGA DAN PENUTUP PINTU NERAKA]

Assalamu'alaikum dan selamat siang teman2 semua di hari yang sangat mulia ini.

Maqalah ini dari Sahabat 'Ali Karramallahu Wajhah. Beliau berkata : enam perkara yang merupakan kunci pembuka surga dan sekaligus sebagai penutup neraka adalah :

1. Mengenal Allah, sesungguhnya Dia adalah Yang Menciptakan, Memberi Rizki, Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Selanjutnya, taat kepada-Nya dengan memenuhi segala perintah2-Nya serta menjauhi segala larangan2-Nya.

2. Mengenal setan sebagai musuh, lalu mendurhakainya dengan cara melakukan perlawanan dan tidak mengikuti perintah serta ajakan setan.

3. Mengenal akhirat sebagai negeri tempat kembali yang kekal, lalu berusaha mencari bekal buat keselamatan dan kebahagiaan hidup di sana.

4. Mengenal dunia sebagai negeri yang akan hanucr dan sebagai persinggahan sementara, lalu meninggalkannya dan tidak mengambilnya kecuali sekedar sebagai modal untuk mencapai bekal akhirat.

5. Mengenal hukum2 yang benar, lalu mengikuti dan menjalankannya.

6. Mengenal kebatilan, yakni sesuatu yang tidak benar lalu menjauhi dan tidak melakukannya.

Semoga kita semua dapat melaksanakan enam perkara di atas agar kita termasuk golongan orang2 yang menjadi ahli surga. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Silahkan di share jika merasa status ini bermanfaat agar Anda juga mendapatkan pahala karena menyebarkan ilmu agama kepada orang lain.

Sumber : Kitab Nashaihul 'Ibad Karya Syeikh Nawawi Al Bantani
 

[ Renungan Islam | Sisa Umur Kita ]

Tiba-tiba saja terfikir suatu hal, yaitu umur manusia. Saya bertanya pada diri saya sendiri, bagaimana kalo saya tahu bahwa umur saya hanya sampai umur 25 tahun, atau 35 tahun, atau 5 hari lagi. saya terpikir banyak hal yang akan saya lakukan. Saya tertarik untuk berbagi kisah ini pada saudara2 pembaca blog ini. semoga kita bisa diskusi dan mendapat banyak manfaat.

jika anda tahu sisa umur anda tinggal 1 tahun, apa saja yang akan anda lakukan untuk mengisi sisa umur itu?

mungkin sebagian akan menjawab:

bersenang-senang
jalan-jalan ke tempat indah yang belum didatangi
makan sepuasnya setiap hari
segera nikah
dll

mungkin sebagian orang yang lain memilih:

memperbanyak ibadah shalat dan dzikir
memperbanyak sedekah
memperbanyak silaturahim
bekerja lebih giat
memberikan hak keluarga dan orang-orang disekitarnya
dll

kenapa dua kelompok kegiatan tersebut begitu berbeda dan seolah bertolak belakang?

Saudaraku, salah satu hikmah besar dirahasiakannya bilangan umur kita adalah agar kita tidak tahu kapan kita mati. ketika kita tidak tahu kapan kita akan mati, pada dasarnya kita akan merasa setiap saat bisa jadi ajal kita, maka kita akan selalu berhati-hati dengan tindakan kita. Kita tidak akan tahu kapan kita akan mati. apakah saat remaja? ataukah saat kita sudah tua? dan kita tidak tahu kapan pastinya kita akan mati. apakah hari ini? atau besok? dan kita tidak tahu bagaimana kita akan mati. apakah saat tidur? apakah saat berkendaraan? ataukah ketika kita sedang membaca Al Quran?

Seandainya ALLAH menghendaki semua manusia mengetahui kapan ia mati, dimana ia mati, dan kapan ia mati, akankah kehidupan dunia ini dihiasi kebaikan demi kebaikan? saya rasa tidak.

kemungkinan yang bisa kita bayangkan:

sedikit manusia selalu menghiasi umur dengan ibadah
lebih banyak manusia terus menerus berbuat dosa hingga akhir hayatnya
jauh lebih banyak lagi manusia terus berbuat dosa hingga sedikit sisa umurnya ia bertaubat

Saya rasa jenis ketiga akan mendominasi isi dunia. orang-orang seperti ini selalu berfikir bahwa masih ada waktu untuk bertaubat. Dalam kondisi seperti ini, bisa jadi dunia ini didominasi kejahatan dan kriminalitas, maksiat, hedonis, dan sejenisnya.

Maka segala puji bagi ALLAH Yang Maha Sempurna perhitungannya. ALLAH sangat memahami betapa manusia senantiasa berada antara kecenderungan yang baik dan yang buruk (QS Asy-Syams: 8), maka ia menyelamatkan manusia dari fitrahnya tersebut, dengan jalan menjadikan umur sebagai hal ghaib yang tidak diketahui manusia. untuk apa? agar manusia selalu berhati-hati dalam hidupnya, dan agar manusia selalu berada dalam kebaikan.

[ SEPULUH SIKSAAN BAGI ORANG YANG BANYAK TERTAWA ]

Assalamu'alaikum wr.wb

Rasulullah SAW bersabda :
Barang siapa yang banyak tertawa, maka dia akan disiksa dengan sepuluh siksaan. Yaitu :
1. Hatinya akan mati. Sebagaimana di katakan oleh sebagian ulama : Tertawanya orang mukmin adalah suatu kelalaian dari hatinya
2. Tidak punya rasa malu.
3. Disenangi setan
4. Dibenci oleh Allah Yang Maha Penyayang
5. Pada hari kiamat, ia akan di cerca pertanyaan sebab banyaknya dia tertawa.
6. Nabi Muhammad SAW berpaling darinya pada hari kiamat
7. Di kutuk oleh para malaikat
8. Di benci oleh penghuni langit dan bumi
9. Lupa terhadap semua perkara
10. Dia akan di permalukan, aib2nya di buka dan tersebar pada hari kiamat

Semoga dengan status ini, kita khususnya saya mulai mengurangi tertawa, sebab hal tersebut tidak disukai oleh Allah SWT. Naudzubillah min dzaalik

Silahkan di share jika merasa status ini bermanfaat agar Anda juga mendapatkan pahala karena menyebarkan ilmu agama kepada orang lain.

Sumber : Kitab Nashaihul 'Ibad Karya Syeikh Nawawi Al Bantani

[ DUA PULUH TUJUH KATA-KATA HIKMAH DAN NASEHAT ]

Bismillahir Rahmanir Rahim. Assalamu'alaikum kawan2ku semua.

Wahab bin Munabbih berkata, bahwa tertulis di dalam kitab Taurat dua puluh tujuh nasehat sebagai berikut :
1. Barang siapa yang berbekal di dunia, maka pada hari kiamat akan menjadi kekasih Allah.
2. Barang siapa yang meninggalkan marah, maka ia terhindar dari siksa
3. Barangsiapa meninggalkan cinta dunia, maka pada hari kiamat dia akan menjadi orang yang aman
4. Barangsiapa meninggalkan sifat dengki, maka pada hari kiamat dia akan menjadi orang yang terpuji
5. Barangsiapa yang tidak menyukai jabatan, maka pada hari kiamat dia akan menjadi orang yang mulia di sisi Allah
6. Barangsiapa yang meninggalkan berlebihan, maka dia akan menjadi orang yang berbahagia
7. Barangsiapa yang meninggalkan permusuhan di dunia, maka pada hari kiamat termasuk golongan orang2 yang beruntung
8. Barangsiapa yang meninggalkan sifat kikir di dunia, maka dia menjadi terkenal di hadapan makhluk Allah
9. Barangsiapa yang meninggalkan bersantai2 di dunia, maka pada hari kiamat dia akan menjadi orang yang berbahagia
10. Barangsiapa meninggalkan yang haram, maka pada hari kiamat akan menjadi tetangga para Nabi
11. Barangsiapa yang tidak melihat pada yang haram di dunia, maka pada hari kiamat Allah akan menggembirakan matanya di dalam surga.
12. Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan orang lain di dunia, maka Allah memenuhi kebutuhannya di dunia dan akhirat
13. Barangsiapa ingin terhibur di dalam kuburnya, maka hendaklah bangun di malam yang gelap, lalu menunaikan shalat sunnah sekalipun hanya satu raka'at
14. Barangsiapa yang ingin berada dalam naungan Arsy, maka jadilah orang yang zuhud.
15. Barangsiapa yang ingin di hisab dengan mudah, maka jadilah orang yang menasehati diri sendiri dan saudara2nya
16. Barangsiapa ingin di kunjungi para malaikat, maka jadilah orang yang wira'i (bersikap dan berlaku hati-hati terhadap hal-hal yang makruh dan hal-hal yang syubhat)
17. Barangsiapa ingin tinggal di dalam keluasan surga, maka jadilah orang yang selalu berdzikir kepada Allah di siang dan malam hari
18. Barangsiapa  yang ingin masuk surga tanpa hisab, maka hendaklah bertaubat dengan sungguh2
19. Barangsiapa  yang ingin kaya, maka jadilah orang yang senang terhadap pemberian Allah
20. Barangsiapa yang ingin menjadi orang yang alim dan faham hukum2 Allah, maka jadilah orang yang khusyu'
21. Barangsiapa ingin menjadi bijaksana, maka jadilah orang yang alim
22. Barangsiapa yang ingin menjadi orang yang selamat dari manusia, maka janganlah membicarakan seseorang di antara mereka kecuali pembicaraan yang baik.
23. Barangsiapa yang ingin mulia di dunia dan akhirat, maka hendaklah memilih akhirat di atas dunia
24. Barangsiapa yang mengharapkan surga firdaus dan segala kenikmatannya, maka janganlah menyia2kan usia dengan membuat kesusahan di dunia
25. Barangsiapa yang ingin surga di dunia dan akhirat, maka hendaklah menjadi orang yang dermawan.
26. Barangsiapa yang ingin diterangi hatinya, maka hendaklah dia bertafakkur dan mengambil pelajaran tentang keagungan Allah
27. Barangsiapa yang ingin mempunyai badan yang sabar, lisan yang selalu berdzikir dan hati yang khusyu', maka hendaklah ia banyak beristigfar bagi dirinya sendiri dan orang2 mukmin lainnya.

Wallahu A'lam Bis shawab.

Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari tulisan di atas, dan semoga kita semua mendapatkan Ridha dari Allah SWT. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Jika status ini dirasa membawa manfaat, silahkan sebarkan dengan mengklik tanda panah yang ada di bawah status ini.

Sumber : Kitab Nashaihul 'Ibad Karya Syeikh Nawawi Al Bantani

Gambar di bawah hanyalah sebuah ilustrasi.

Di dukung oleh :
http://3kgirl.org/curly-hairstyle-pictures.html

[ SEPULUH KEUTAMAAN DALAM SHALAT ]

Bismillahir Rahmanir Rahim. Assalamu'alaikum dan selamat pagi teman2 semua.

Dari Abu Hurairah Radiyallahu 'Anhu dari Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam, bahwa beliau bersabda :
Shalat adalah tiang agama, dan di dalam shalat ada sepuluh hal keutamaan yaitu : Menhiasi muka, menerangi hati, menyehatkan badaan, penghibur di dalam kubur, menyebabkan turunnya rahmat, kunci pembuka surga, memberatkan timbangan (mizan), di senangi oleh Allah SWT, sebagai pembuka surga dan penghalang dari api neraka. Barangsiapa menegakkan shalat berarti menegakkan agama dan barangsiapa mengabaikannya berarti merobohkan agama

Semoga kita semua khususnya saya sendiri dapat istiqamah dalam menjalankan baik itu shalat sunnah dan lebih2 dalam menjalankan shalat wajib. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Silahkan di share jika merasa status ini bermanfaat agar Anda juga mendapatkan pahala karena menyebarkan ilmu agama kepada orang lain.

#islam   #mengaji   #keutamaanshalat

Sumber : Kitab Nashaihul 'Ibad Karya Syeikh Nawawi Al Bantani

 

[ DUA PULUH GOLONGAN MANUSIA YANG MENJADI MUSUH IBLIS ]

Bismillahir Rahmanir Rahim. Assalamu'alaikum dan selamat siang teman2 semua.

Dalam sebuah hadist yang di riwayatkan oleh Ibnu Abbas Radiyallahu 'Anhu, disebutkan ada 20 golongan manusia yang menjadi musuh dari Iblis. Yaitu :
1. Nabi Muhammad
2. orang 'alim yang mengamalkan ilmunya;
3. orang yang hafal Quran serta mengamalkan isinya;
4. mu'adzin yang mengumandangkan adzan sholat lima waktu;
5. orang yang mencintai fakir miskin dan anak yatim;
6. orang yang berhati kasih sayang;
7. orang yang menerima penuh kebenaran;
8. pemuda atau pemudi yang giat beribadah;
9. orang yang hanya memakan harta yang halal;
10. dua orang yang saling mencintai karena Allah;
11. orang yang selalu sholat berjama'ah,
12. orang yang mau sholat Tahajjud saat kebanyakan orang terlelap tidur;
13. orang yang mampu memelihara dirinya dari perbuatan dan ucapan haram;
14. orang yang mau menasihari saudaranya sementara hatinya tidak ada tendensi apapun;
15. orang yang selalu menjaga wudhunya;
16. orang yang berakhlaq mulia;
17. orang yang dermawan;
18. orang yang meyakini bahwa rizki itu sudah dijamin Allah,
19. orang yang mau menyantuni janda miskin; dan
20. orang yang mau menyiapkan bekal untuk menyambut kematiannya".

Semoga kita semua termasuk golongan manusia yang menjadi musuh dari iblis agar kita terhindar menjadi temannya di neraka nanti. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Jika status ini di rasa membawa manfaat, silahkan sebarkan dengan mengklik tanda panah yang ada di bawah status ini.

Sumber : Kitab Nashaihul 'Ibad Karya Syeikh Nawawi Al Bantani

Gambar di bawah hanyalah sebuah ilustrasi.

[ SEPULUH GOLONGAN MANUSIA YANG MENJADI KEKASIH IBLIS ]

Bismillahir Rahmanir Rahim. Assalamu'alaikum dan selamat siang teman2 semua.

Dalam sebuah hadist yang di riwayatkan oleh Ibnu Abbas Radiyallahu 'Anhu, ia berkata :
Pada suatu hari, Nabi Muhammad bertanya kepada iblis terlaknat :*Berapa kekasih Anda dari umatku?* Iblis menjawab : Sepuluh golongan yaitu : Pemimpin yang menyeleweng, orang yang sombong, orang kaya yang tidak peduli dari mana diperoleh kekayaannya dan kemana ia akan membelanjakan hartanya, orang alim yang mendukung penyelewengan penguasa, pedagang yang curang, penimbung makanan pokok, orang yang berbuat zina, pemakan riba, orang kikir yang tidak peduli darimana ia peroleh hartanya dan peminum khamer yang mabuk karenanya

Semoga kita semua tidak termasuk golongan manusia yang menjadi kekasih Iblis seperti dalam hadist di atas. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Jika status ini di rasa membawa manfaat, silahkan sebarkan dengan mengklik tanda panah yang ada di bawah status ini.

Sumber : Kitab Nashaihul 'Ibad Karya Syeikh Nawawi Al Bantani

Gambar di bawah hanyalah sebuah ilustrasi.

[ EMPAT PERKARA YANG LEBIH MENYAKITKAN DARIPADA NERAKA ]

Bismillahir Rahmanir Rahim. Assalamu'alaikum

Di bawah ini merupakan salah satu penjelasan dari salah satu Hadist Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, ada empat perkara yang lebih menyakitkan dan menghinakan daripada neraka yaitu :
1. Kekal di neraka lebih jelek daripada neraka. Tinggal berlama2 di dalam neraka lebih menyakitkan dan menghinakan daripada neraka itu sendiri.

2. _Hinaan dan caci maki para malaikat pada orang2 kafir di neraka lebih hina daripada neraka_. Hinaan dan celaan para malaikat terasa lebih menyakitkan dan menghinakan yang lebih memperpedih siksaan di neraka.

3. _Bertetangga dengan setan di neraka lebih jahat daripada neraka_. Berada dalam satu belenggu, berdesak2an dengan setan sungguh sangat menyakitkan dan amat menghinakan daripada neraka itu sendiri.

4. _Dan kemurkaan Allah lebih buruk daripada neraka_.

Semoga dosa2 kita semua mendapatkan pengampunan dari Allah SWT agar kita terhindar dari siksaan api neraka. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.


#islam   #mengaji   #adzab   #neraka

Sumber : Kitab Nashaihul 'Ibad Karya Syeikh Nawawi Al Bantani

Gambar di bawah hanyalah sebuah ilustrasi.

Di dukung oleh : http://www.wsojvzooreviews.com/

#softwarereview #jvzooreview #wsoreview
 

[ BERBUAT DOSA SAMBIL TERTAWA & TAAT SAMBIL MENANGIS ]

Bismillahir Rahmanir Rahim. Assalamu'alaikum dan selamat pagi teman2 semua.

Sebagian ahli zuhud berkata :
Barang siapa yang berbuat dosa seraya tertawa, maka Allah akan mencampakkannya ke neraka dalam keadaan menangis. Dan barangsiapa berbuat taat, sementara ia dalam keadaan menangis maka Allah akan memasukkannya ke surga dalam keadaan tertawa (gembira ria)

Ahli zuhud adalah orang2 yang memandang rendah dunia dan tidak memperdulikannya, karena mereka sibuk berdzikir kepada Allah untuk bekal hari akhirat.

Semoga kita semua di masukkan Allah ke dalam surga-Nya dalam keadaan gembira ria dan bukan sebaliknya. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin

#islam   #mengaji   #adzab   #neraka

Sumber : Kitab Nashaihul 'Ibad Karya Syeikh Nawawi Al Bantani

Gambar di bawah hanyalah sebuah ilustrasi.

Di dukung oleh : http://etechnologytips.com/

 

Copyright @ 2013 Islam is beautiful .