< 1 >
Read!
In the Name of ALLAH, Who has created man from a clot (a piece of thick coagulated blood).
< 2 >
Al-Islami
In the Name of ALLAH, Who has created man from a clot (a piece of thick coagulated blood).
< 3 >
Al-Islami
In the Name of ALLAH, Who has created man from a clot (a piece of thick coagulated blood).
< 4 >
Al-Islami
In the Name of ALLAH, Who has created man from a clot (a piece of thick coagulated blood).

Minggu, 04 Mei 2014

[ KISAH SAHABAT NABI YANG JENAZAHNYA DI MANDIKAN MALAIKAT ]



Hanzhalah bin Abu Amir adalah anak pemimpin suku Aus yang terbilang kaya di Yastrib (Madinah) pada masa menjelang hijrahnya Nabi Muhammad ke sana. Ayahnya, Abu Amir bin Shaify, orang yang sangat benci kepada Islam. Pada zaman jahiliyah, dia mendapat julukan Abu Amir Sang Pendeta, tetapi julukan itu berbalik menjadi Abu Amir lelaki Fasik ketika Yastrib sudah dikuasai oleh kaum muslim.

Pernah dengan angkuh Abu Amir berkata, “Jika aku menyeru kaumku yang sudah masuk Islam, mereka pasti akan mengikutiku dan bergabung dengan kaum Quraisy.”

Tapi baru saja mulutnya menyebutkan nama dirinya, “Wahai bani Aus, aku Abu Amir..”, orang-orang Aus yang muslim menimpali, “Wahai lelaki fasik, Allah tidak akan memberkatimu!” Mereka mengucapkan kalimat itu sambil melancarkan serangan yang menyebabkan Abu Amir melarikan diri. Nah, di antara penyerang itu, adalah anaknya sendiri, Hanzhalah.

Hanzhalah, yang telah masuk Islam, akhirnya menikah dengan Jamilah binti Abdullah bin Ubay bin Salul, anak sahabat bapaknya. Mertuanya itu dikenal sebagai tokoh munafik, menyembunyikan kekafiran dan menampakkan keimanan. Dia berpura-pura membela Nabi Muhammad dalam Perang Uhud; namun ketika rombongan pasukan muslim bergerak ke medan laga, ia menarik diri bersama orang-orangnya, kembali ke Madinah.

Pagi harinya, ketika mendengar seruan untuk berjihad, Hanzhalah mengambil pedang dan baju perangnya, langsung bergabung dengan induk pasukan muslim dan pergi berperang. Dalam peperangan itu, dia berhasil mendekati Abu Sufyan ketika teman-temannya justru melarikan diri ketakutan. Abu Sufyan, dalam duel satu lawan satu, terjatuh dari kudanya. Wajahnya pucat, ketakutan.

Pedang Hanzhalah yang berkilauan siap merobek lehernya. Dalam hitungan detik, nyawanya akan melayang. Tapi, dalam suasana genting itu, Abu Sufyan berteriak minta tolong, “Hai orang-orang Quraisy, tolong aku.”

Lantas orang-orang Quraisy di sekitarnya tanpa ampun mengayunkan pedangnya kepada Hanzhalah, dari kiri, kanan, dan belakang, sehingga Hanzhalah tersungkur. Dalam kondisi yang sudah parah, darah mengalir begitu deras dari tubuhnya, ia masih dihujani dengan lemparan tombak dari berbagai penjuru. Dan akhirnya…anak muda ini gugur sebagai syuhada.

Abu Sufyan, si pengecut itu, pun selamat dari tajamnya pedang Hanzhalah.

Seusai peperangan, Abu Amir dan Abu Sufyan mengitari medan laga dan mencari data sahabat-sahabat Nabi yang gugur. Biasanya mereka akan melampiaskan dendamnya dengan mencincang mayat-mayat musuhnya. Mereka menemukan jasad Kharijah bin Abu Suhair dari suku Khazraj, pemimpin Bani Kahzraj; Abbas bin Ubadah bin Fadhlah; Dzakwan bin Abu Qais, bangsawan Yastrib; dan tentu saja Hanzhalah.

“Anakku, kenapa kamu tidak mau mengikuti perintahku untuk tidak ikut berperang?” keluh Abu Amir dengan nada kesedihan. “Andaikan menaati perintahku, kamu akan hidup terhormat bersama kaum Aus.”

Kepada orang-orang Quraisy dia menyeru agar tidak mencincang jasad anaknya. Tapi dia sendiri mencincang bangkai orang lain.

Nabi Muhammad, yang diberi tahu hal itu, kemudian mendoakan, melihat ke langit, dan berkata kepada para sahabat, “Aku melihat, malaikat-malaikat sedang memandikan Hanzhalah bin Abu Amir di antara langit dan bumi dengan menggunakan air Muzn (mendung) yang diambil dari bejana perak.”

Kemudian beliau mengutus salah seorang sahabat untuk mengabarkan hal itu kepada istri Hanzhalah dan menanyakan apa yang dikerjakan suaminya sebelum pergi ke medan perang.

“Ketika mendengar panggilan perang, Hanzhalah dalam keadaan junub dan belum sempat mandi…,” kata Jamilah.

Beruntunglah Hanzhalah, syuhada yang telah dimandikan oleh para malaikat. Dia memperoleh kedudukan yang tinggi di haribaan Allah SWT. Itulah sebaik-baik tempat yang tidak semua orang mampu meraihnya.

Nabi Bersabda, “Allah SWT berfirman: Tiada balasan bagi hamba-Ku yang berserah diri saat Aku mengambil sesuatu yang dikasihinya di dunia, melainkan surga.” (HR Bukhari)

Sumber : abughifari dot wordpress dot com/

Di dukung oleh :
http://jualobatpelangsing.net/

Minggu, 27 April 2014

BEBERAPA DZIKIR YANG SANGAT BAIK UNTUK KITA AMALKAN


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jabir Radliyallahu 'Anhu berkata : Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Seutama-utama dzikir ialah Laa Ilaaha Illallah. (HR At Tirmidzi, An Nasa'i, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Kalimat yang sangat disukai Allah ada empat : Subhanallah, Wal hamdu Lillah, Walaa Ilaaha Illallah, Wallahu Akbar. Dan tidak apa anda akan memulai dengan yang mana yang anda sukai. (HR Ahmad, Muslim)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Biasakanlah oleh kalian membaca : Subhanallah, Wal hamdu Lillah, Walaa Ilaaha Illallah, Wallahu Akbar. Karena semua itu dapat menghapuskan dosa sebagaimana jatuhnya daun dari pohonnya. (HR Ibnu Majah)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Perbanyaklah kalian membaca : Laa Haula Walaa Quwwata Illaa Billah (Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah), maka sesungguhnya kalimat itu bagian dari perbendaharaan surga. (HR Ibnu Ady)

Ali Radliyallahu 'Anhu berkata : Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Sukakah aku ajarkan padamu beberapa kalimat, bila Anda membacanya sedang dosa Anda sebanyak semut, maka pasti Allah akan mengampunkannya padamu. Yaitu : Laa Ilaaha Illallahul 'Aliyyil 'Adziim.  Laa Ilaaha Illallahul Haliimul Kariim.  Laa Ilaaha Illallahu Subhanallah Rabbis Samaawaatis Sab'i Wa Rabbil 'Arsyil 'Adziim. Alhamdulillahi Rabbil 'Aalamiin. (HR. At Tirmidzi)

Abu Hurairah Radliyallahu 'Anhu berkata : Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Barang siapa yang membaca : Laa Ilaaha Illallah Wahdahu Laa Syarika Lahul Mulku Walahul Hamdu Wahuwa 'Alaa Kulli Syai'in Qadiir (Tiada Tuhan kecuali Allah Yang Esa dan tiada bersekutu, bagi-Nya semua kerajaan dan milik dan bagiNya pula segala puji dan Dia atas segala sesuatu maha kuasa) tiap hari 100 kali, maka ia menyamai memerderkakan sepuluh budak sahaya, dan dicatat untuknya 100 kebaikan dan dihapus daripadanya 100 dosa, dan terjaga dari syaithan pada hari itu hingga sore, dan tiada seorang yang lebih utama daripadanya kecuali yang membaca lebih dari dia atau beramal lebih banyak dari dia. (HR Bukhari Muslim)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Siapa yang membaca pada pagi hari : Laa Ilaaha Illallahul Malikul Haqqul Mubiin 100 kali, maka akan merupakan jaminan aman dari kemiskinan dan akan menjadi kesenangan dalam kubur dan terbuka baginya pintu-pintu surga. (HR Al Khatib, Abu Na'im dan Ibnu Abdul Bar)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Tiap penyakit ada obatnya dan obat dari dosa ialah membaca istighfar. (HR Muslim)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Siapa yang banyak membaca istighfar, maka Allah akan menjadikan untuknya kelapangan dari segala risau dan jalan keluar dari segala kesempitan dan Allah akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. (HR Ahmad dan Al Hakim)

Dan masih banyak beberapa dzikir lain yang sangat baik untuk kita amalkan namun tidak bisa saya tulis disini semuanya.

Semoga dengan status di atas kita menjadi manusia yang lebih banyak membaca dzikir daripada sebelum-sebelumnya dan semoga kita selalu mendapatkan ridha dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Sumber : Irsyadul 'Ibad Ilaa Sabilir Rasyad karya Syeikh Zainuddin Al Malibari

Di dukung oleh :
http://carmorena.com/

Selasa, 22 April 2014

Rahasia di Balik Sakit



Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan dan ujian merupakan sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak disukainya atau bisa pula pada perkara yang menyenangkannya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS. al-Anbiyaa’: 35). Sahabat Ibnu ‘Abbas -yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir al-Qur’an- menafsirkan ayat ini: “Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan.” (Tafsir Ibnu Jarir). Dari ayat ini, kita tahu bahwa berbagai macam penyakit juga merupakan bagian dari cobaan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun di balik cobaan ini, terdapat berbagai rahasia/hikmah yang tidak dapat di nalar oleh akal manusia.

Sakit menjadi kebaikan bagi seorang muslim jika dia bersabar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim)
Sakit akan menghapuskan dosa
Ketahuilah wahai saudaraku, penyakit merupakan sebab pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang pernah engkau lakukan dengan hati, pendengaran, penglihatan, lisan dan dengan seluruh anggota tubuhmu. Terkadang penyakit itu juga merupakan hukuman dari dosa yang pernah dilakukan. Sebagaimana firman Allah ta’ala, “Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. asy-Syuura: 30). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR. Muslim)
Sakit akan Membawa Keselamatan dari api neraka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,” Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan mengahapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi. (HR. Muslim)
Oleh karena itu, tidak boleh bagi seorang mukmin mencaci maki penyakit yang dideritanya, menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka pada Allah dengan musibah sakit yang dideritanya. Bergembiralah wahai saudaraku, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka.” (HR. Al Bazzar, shohih)
Sakit akan mengingatkan hamba atas kelalaiannya
Wahai saudaraku, sesungguhnya di balik penyakit dan musibah akan mengembalikan seorang hamba yang tadinya jauh dari mengingat Allah agar kembali kepada-Nya. Biasanya seseorang yang dalam keadaan sehat wal ‘afiat suka tenggelam dalam perbuatan maksiat dan mengikuti hawa nafsunya, dia sibuk dengan urusan dunia dan melalaikan Rabb-nya. Oleh karena itu, jika Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah, dia baru merasakan kelemahan, kehinaan, dan ketidakmampuan di hadapan Rabb-Nya. Dia menjadi ingat atas kelalaiannya selama ini, sehingga ia kembali pada Allah dengan penyesalan dan kepasrahan diri. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. al-An’am: 42) yaitu supaya mereka mau tunduk kepada-Ku, memurnikan ibadah kepada-Ku, dan hanya mencintai-Ku, bukan mencintai selain-Ku, dengan cara taat dan pasrah kepada-Ku. (Tafsir Ibnu Jarir)
Terdapat hikmah yang banyak di balik berbagai musibah
Wahai saudaraku, ketahuilah di balik cobaan berupa penyakit dan berbagai kesulitan lainnya, sesungguhnya di balik itu semua terdapat hikmah yang sangat banyak. Maka perhatikanlah saudaraku nasehat Ibnul Qoyyim rahimahullah berikut ini: “Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah (yang dapat kita gali, -ed). Namun akal kita sangatlah terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia di bawah sinar matahari.” (Lihat Do’a dan Wirid, Yazid bin Abdul Qodir Jawas)
Ingatlah saudaraku, cobaan dan penyakit merupakan tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan.” (HR. Tirmidzi, shohih). Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami keyakinan dan kesabaran yang akan meringankan segala musibah dunia ini. Amin.
***
Penulis: Abu Hasan Putra
Artikel www.muslim.or.id

Kamis, 17 April 2014

BACAAN AGAR KITA SELAMAT DARI SIKSA


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Abu Said Al Khudri dan Abu Hurairah keduanya berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Siapa yang membaca : Laa Ilaaha Ilallah Wallahu Akbar, maka Allah berfirman : Tiada Tuhan kecuali Aku dan Aku yang terbesar.
Dan jika membaca : Laa Ilaaha Ilallah Wahdahu Laa Syarika Lahu, maka Allah berfirman : Tida Tuhan kecuali Aku sendiri dan tiada sekutu bagi-Ku. Dan bila membaca : Laa Ilaaha Ilallah Lahul Mulku Walahul Hamdu, maka Allah berfirman : Tiada Tuhan kecuali Aku, milik-Ku segala kerajaan dan hak-Ku segala puji-pujian.
Dan bila membaca : Laa Ilaaha Ilallah Walaa Haula Walaa Quwwata Illa Billah, maka Allah menjawab : Tiada Tuhan kecuali Aku, dan tiada daya dan kekuatan kecuali atas izin-Ku.
Siapa yang membaca kalimat tersebut ketika sakit kemudian dia mati, maka tidak akan dimakan api neraka.
(HR. At Tirmidzi, An Nasa'i, Ibnu Majah, Ibn Hibban dan Al Hakim)

Sa'ad bin Abi Waqash Radliyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Tiap2 orang muslim yang membaca Laa Ilaaha Illa Anta Subhanaka Innii Kuntu Minadh Dhalimiin 40 kali di waktu sakit lalu mati dalam sakit itu, maka akan diberi pahala seperti orang mati syahid. Dan bila ia sembuh maka ia sembuh sedang dosa2nya telah diampuni.
(HR. Al Hakim)

At Thabrani meriwayatkan sebuah hadist yang berbunyi :
Barang siapa yang membaca surat Al Ikhlas 100 kali di waktu sakit dan kemudian dia meninggal dalam sakit itu, maka tidak akan di uji dalam kubur dan aman dari tekanan kubur. Bahkan akan diangkat oleh malaikat diatas sayapnya pada hari kiamat sehingga dibawa menyeberang di atas shirat menuju ke surga.

Semoga status di atas dapat menambah pengetahuan ilmu agama kita sehingga kita menjadi manusia yang lebih baik di masa depan. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Sumber : Irsyadul 'Ibad Ilaa Sabilir Rasyad

KEUTAMAAN YANG SANGAT BESAR DARI MEMELIHARA ANAK YATIM



Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ibnu Majah meriwayatkan : Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Siapa yang mengasuh tiga anak yatim, maka bagaikan orang yang bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar tiap pagi dan sore hari menghunus pedangnya untuk jihad fisabilillah. Dan kelak disurga bersamaku bagaikan saudara, sebagaimana jari ini bersaudara yaitu jari telunjuk dan jari tengah.

At Tirmidzi meriwayatkan : Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Siapa yang memelihara anak yatim di tengah kaum muslimin untuk memberi makan dan minum, maka pasti Allah akan memasukkannya kedalam surga kecuali jika ia telah berbuat dosa yang tidak dapat diampuni. Dilain riawayat ada tambahan : sampai ia dapat berusaha mencari makan sendiri, maka pasti ia masuk surga.

Ibnu Majah meriwayatkan : Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Sebaik2 rumah kaum muslimin ialah rumah yang ada anak yatim diasuh dengan baik dan sejahat-jahat rumah kaum muslimin yaitu rumah yang ada anak yatim yang selalu diganggu dan disakiti hatinya.

Hamzah bin Yusuf dan Ibnu An Najjar meriwayatkan : Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Bahwasanya di surga ada gedung yang bernama Baitul Farah, tidak dapat memasukinya kecuali orang yang telah menggembirakan anak-anak yatim dari kaum muslimin.

Imam Ahmad meriwayatkan : Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Siapa yang mengusap kepala anak yatim benar-benar karena rasa sayang dan karena Allah, maka Allah akan memberinya pada tiap rambut yang di usap oleh tangannya beberapa kebaikan.

Semoga status di atas dapat menambah pengetahuan ilmu agama kita dan semoga dengan status di atas pula kita makin mencintai dan mengasihi anak2 yatim. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Sumber : Irsyadul 'Ibad Ilaa Sabilir Rasyad

Minggu, 13 April 2014

PAHALA YANG TAK TERDUGA UNTUK ANDA YANG SUKA BERSEDEKAH


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sahabat Anas berkata : Rasulullah bersabda :
Bersedekahlah kamu, karena sedekah itu sebagai penebusmu dari api neraka (HR At Thabrani)

Ady bin Hatim Radliyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah bersabda :
Jagalah dirimu dari api neraka dengan sedekah walaupun dari sebiji kurma (HR. Bukhari, Muslim)

Abu Hurairah Radliyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah bersabda :
Sedekah itu dapat menolak mati dalam keadaan yang tidak baik (Su'ul khatimah) (HR. Al Qadha'i)

Uqbah bin Amir Radliyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah bersabda :
Sedekah itu dapat menghindarkan pelaku sedekah dari panasnya kubur, dan seorang pada hari kiamat dapat bernaung di bawah naungan sedekahnya (HR. At Thabrani)

Abu Hurairah Radliyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah bersabda :
Siapa yang memberi makan kepada saudara sesama muslim maka Allah akan mengharamkannya dari api neraka (HR. Al Baihaqi)

Ibnu Umar Radliyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah bersabda :
Siapa yang memberi makan roti pada saudaranya sesama muslim hngga kenyang, lalu memberinya minum hinga puas, maka Allah akan menjauhkannya dari api neraka sejauh tujuh parit yang tiap paritnya itu sama dengan tujuh ratus tahun. Dan dilain riwayat, antara tiap dua parit perjalanan lima ratus tahun (HR. An Nasa'i, Al Hakim)

Ibnu Abbas Radliyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah bersabda :
Siapa yang memberi baju pada seorang muslim, maka ia di bawah lindungan Allah selama baju itu masih dipakai meskipun sudah sobek (HR. An Nasa'i)

Abu Sa'id Al Khudri Radliyallahu 'Anhu berkata : Rasulullah bersabda :
Tiap-tiap orang mukmin yang memberi makan pada orang yang lapar, maka Allah akan memberinya makan dari buah-buah surga pada hari kiamat. Dan tiap2 orang mukmin yang memberi minum pada orang yang haus, maka Allah akan memberinya minum dari arrahiqil makhtum di hari kiamat. Dan tiap2 mukmin yang memberi pakaian pada mukmin yang telanjang, maka Allah akan memberinya pakaian dan perhiasan surga di hari kiamat (HR Abu Dawud, At Tirmidzi)

Semoga kita semua bisa mengambil manfaat dari status di atas dan menjadi orang yang suka bersedakah setelah membaca status ini. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Sumber : Irsyadul 'Ibad Ilaa Sabilir Rasyad

Di dukung oleh :
http://gamingholic.com/

Doa di Sepertiga Malam Terakhir



Di antara doa yang mustajab (mudah diijabahi atau dikabulkan) adalah doa di sepertiga malam terakhir. Namun kita sering melalaikan hal ini karena waktu malam kita biasa diisi dengan tidur lelap. Cobalah kita bertekad kuat untuk mendapatkan waktu tersebut. Malamnya kita isi dengan shalat tahajjud dan memperbanyak do’a pada Allah atas setiap hajat kita.

Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

“Di malam hari terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah berkaitan dengan dunia dan akhiratnya bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberikan apa yang ia minta. Hal ini berlaku setiap malamnya.” (HR. Muslim no. 757)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَتَنَزَّلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ ، مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni’.” (HR. Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758). Muhammad bin Isma’il Al Bukhari membawakan hadits ini dalam Bab ‘Doa pada separuh malam’. Imam Nawawi menyebutkan judul dalam Shahih Muslim Bab ‘Dorongan untuk berdoa dan berdzikir di akhir malam dan terijabahnya doa saat itu’.

Ibnu Hajar menjelaskan, “Bab yang dibawakan oleh Al Bukhari menerangkan mengenai keutamaan berdoa pada waktu tersebut hingga terbit fajar Shubuh dibanding waktu lainnya.” (Fathul Bari, 11/129)

Ibnu Baththol berkata, “Waktu tersebut adalah waktu yang mulia dan terdapat dorongan beramal di waktu tersebut. Allah Ta’ala mengkhususkan waktu itu dengan nuzul-Nya (turunnya Allah). Allah pun memberikan keistimewaan pada waktu tersebut dengan diijabahinya doa dan diberi setiap yang diminta.” (Syarh Al Bukhari, 19/118)

Ada suatu pelajaran menarik dari Imam Al Bukhari. Beliau membawakan Bab dengan judul “Doa pada separuh malam”. Padahal hadits yang beliau bawakan setelah itu berkenaan dengan doa ketika sepertiga malam terakhir. Mengapa bisa demikian?

Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan bahwa Al Bukhari mengambil judul Bab tersebut dari firman Allah,

قُمِ اللَّيْلَ إِلاَّ قَلِيلاً نِصْفَهُ أَوِ انقُصْ مِنْهُ قَلِيلاً

“Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.” (QS. Al Muzzamil: 2-3). Judul bab tersebut diambil oleh Al Bukhari dari ayat Al Qur’an di atas. Dalam hadits sendiri menunjukkan bahwa waktu terijabahnya doa adalah pada sepertiga malam terakhir. Ini menunjukkan bahwa hendaknya seorang muslim benar-benar memperhatikan waktu tersebut dengan ia bersiap-siap sebelum masuk sepertiga malam terakhir yang awal. Hendaklah setiap hamba bersiap diri dengan kembali pada Allah kala itu agar mendapatkan sebab ijabahnya doa. Setiap muslim hendaklah memperhatikan waktunya di malam dan siang hari dengan doa dan ibadah kepada Allah Ta’ala. (Syarh Al Bukhari, 19/119)

Catatan:

Waktu malam dihitung dari tenggelamnya matahari (waktu Maghrib) hingga terbit fajar Shubuh. Jika waktu Maghrib kira-kira pukul 18.00 dan waktu Shubuh pukul 04.00, berarti waktu malam ada sekitar 10 jam. Pertengahan malam berarti jam 11 malam. Sedangkan sepertiga malam terakhir dimulai kira-kira jam 1 dinihari.

Moga Allah mudahkan waktu kita di malam hari diisi dengan shalat tahajjud ikhlas karena-Nya dan semoga Allah memperkenankan setiap doa-doa kita.

Wallahu waliyyut taufiq.
________
Referensi:

Fathul Bari Syarh Shahih Al Bukhari, Ibnu Hajar Al ‘Asqolani, terbitan Darul Ma’rifah, Beirut, 1379.

Shahih Al Bukhari, Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah Al Bukhari, Mawqi’ Wizaroh Al Awqof Al Mishriyyah.

Shahih Muslim, Muslim bin Al Hajjaj Abul Husain Al Qusyairi An Naisaburi, Tahqiq: Muhammad Fuad ‘Abdul Baqi, terbitan Dar Ihya’ At Turots Al ‘Arobi.

Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, Asy Syamilah.

http://rumah-batikku.com/

Copyright @ 2013 Islam is beautiful .